Ketua Join Sulsel Kecam Perlakuan Kades Arogansi
BugisPos –Seorang kepala desa di kabupaten Bone, nekat melontarkan kalimat kotor terhadap warga yang berniat bersilaturahmi, Selasa 24/10
Entah dendam apa dalam benak kepala desa tersebut kepada wartawan sehingga ke dua pemuda yang datang ke rumahnya disangkakan wartawan, langsung mengeluarkan kalimat dengan kata kata kotor yang tidak seharusnya di keluarkan oleh seorang kepala pemerintahan setempat.
Seperti dikutip dimedia globaterrkini.com. Niat hati ingin meminta izin Rekomendasi untuk Proposal permohonan bantuan dana perayaan tahun baru di Desa Ajangpulu, Kecamatan Sibulue, Bone, Sulawesi Selatan. Dua pemuda, Asrul dan Sakri justru mendapat perlakuan tak senonoh dan dicaci maki di rumah Kepala desa.
“Seorang lelaki tua tiba tiba marah sambil membawa parang, kami disangka wartawan, bahkan beberapa kali disebut “wartawan An***g” dan kata lain yang sangat kasar. Karena takut, kami yang kebingungan langsung pergi” Kata Sakri didampingi Asrul. Senin 23 Oktober 2017
Diceritakannya, ia merasa bingung dan tak mengerti mengapa orangtua tersebut nampak sangat marah ketika menyangka mereka wartawan, “Apapun alasannya bahasa seperti itu sangat tak pantas, jika enggan memberikan rekomendasi, saya rasa tak perlu mencaci maki kami seperti itu, apa lagi kami sudah jelaskan, kami bukan wartawan” Tambah Sakri
Terpisah, Kepala desa (Kades) Ajangpulu, Hasmiati melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu membantah hal itu, menurutnya apa yang terjadi antara orangtuanya dan kedua pemuda tersebut hanyalah salah faham sehingga tak perlu dipersoalkan lagi.
“Kebetulan orangtua saya waktu itu hendak ke kebun jadi bawa parang. Tak ada bahasa seperti itu, yang saya dengar dia hanya bilang, “Adakah uang yang anda simpan, sehingga anda selalu datang minta” setelah itu saya mengantar mereka keluar dan memintanya untuk segera pergi,” Ujar Hasmiati
Ketua Join Sulsel Rivai Mannangkasi mengatakan sangat mengecam oknum kades dengan sikap menyamaratakan perlakuan wartawan, tidak dipungkiri ada oknum yang tidak mengikuti etika sehingga merusak citra sebagai wartawan.
Apa yang dilontarkan oknum kades tersebut tidak boleh menyamaratakan profesi wartawan karena tidak semua bersikap sama.
Rencananya akan melakukan investigasi mengumpulkan bukti bukti dan jika ada bukti rekaman dari kedua pemuda tersebut dan memang terbukti akan dilaporkan ke pihak hukum, tegasnya – Anjas–