Tim Dokter Tanganiki Pengungsi Banjir yang Sakit
BugisPos — Dampak lain yang tak kalah beratnya dari musibah banjir di Makassar, ialah timbulnya berbagai macam penyakit. Faktanya, ribuan pengungsi korban banjir yang tersebar di beberapa titik pengungsian di Kota Makassar, terserang beragam penyakit.
Menurut data terakhir dari BPBD Kota Makassar per tanggal 24 Januari 2019, jumlah total warga yang mengungsi sebanyak 2841 kepala keluarga, dengan total 5237 jiwa yang tersebar di 27 posko pengungsian.
Para pengungsi tersebut mulai terserang penyakit seperti penyakit kulit, Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), diare, dan cefalgia/Myalgia.
Dinas Kesehatan Kota Makassar bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Makassar dan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Wilayah Sulselbar menurunkan tim kesehatan dan dokter spesialis untuk mengobati para pengungsi.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Makassar dr Hadarati Razak mengatakan, Dinkes bersama IDI dan Persi Wilayah Sulselbar hari ini menurunkan enam dokter spesialis di Kelurahan Pacerakkang, Kecamatan Biringkanaya.
“Hari ini baru enam dokter spesialis yang turun di satu titik yang paling membutunkan dokter ahli, yakni di Kecamatan Biringkanaya. Besok kita akan ke titik lain yakni di Manggala, karena laporannya di sana juga sudah mulai banyak pengungsi terserang penyakit,” kata Hadarati, Kamis (24/1/2019).
Ia menjelaskan, dokter spesialis yang banyak dibutuhkan di lokasi pengungsian yakni dokter anak, dokter kulit, dan dokter THT.
“Besok akan ada banyak bantuan, karena ada yang datang secara khusus dengan obatnya, itu atas arahan kepala dinas kesahatan. Malam ini baru mau di-list, dokter apa yang dibutuhkan untuk di wilayah mana, besok kita jalan dan distribusi para dokter dan tim kesehatan,” ungkapnya.
Terkait pencegahan penyakit, Hadarati mengatakan, untuk di Manggala, masyarakat dihimbau untuk lebih menjaga kebersihan, apalagi di sekitar wilayah tersebut, sampah-sampah dari TPA Antang dilaporkan telah ikut terbawa arus banjir.
“Kita minta untuk membenahi tempat sampah di sana, karena memang masyarakt tidak tahan baunya. Masyarakat sendiri harus menata lingkungannya, terutama ventilasi, agar tidak tercemar, agar tak terpapar udara yang mungkin membawa penyakit,” kata dia.
Ia juga menghimbau masyarakat, khusisnya pengungsi untuk dapat menggunakan masker demi mencegah penularan penyakit.
“Kita himbau untuk pakai masker untuk perlindungan diri masing-masing, minimal ada yang tersaring. Tapi prinsipnya lingkungan harus dikelola dengan baik, meski sebenarnya sudah baik, tapi kesadaran masyarakat juga harus diperhatikan,” pungkasnya.
Sementara itu, menurut data BPBD Makassar, jumlah masyarakat yang telah menerima pelayanan kesehatan di 27 titik pengungsian dan kunjungan rumah sebanyak 1.932 orang.
Adapun rinciannya yakni Kecamatan Biringkanaya 549 orang, Kecamatan Tamalanrea 304 orang, Kecamatan Manggala 802 orang, Kecamatan Panakkukang 228 orang, Kecamatan Rappocini 48 orang, dan Kecamatan Tamalate 22 orang (**)