Stadion Barombong Menanti Hasil Audit
BugisPos – Stadion Barombong karya peninggalan gubernur Syahrul Yasin Limpo yang pernah ramai dibicarakan karena ada sisi bangunan yang tiba-tiba runtuh, hari-hari ini sedang menanti finalisasi hasil audit atas permintaan gubernur Nurdin Abdullah. Akankah hasil audit itu menggembirakan? Kita nantikan saja.
Perencanaan awal stadion ini punya daya tampung stadion ini 40 ribu orang. Namun, setelah disetting bertaraf internasional dengan kursi perorangan, maka diperkirakan sebanyak 30 ribu – 35 ribu kursi.
Diketahui, luas stadion 4 hektare (Ha) untuk konstruksi stadion, sedangkan luas lahan keseluruhan sebesar 11 Ha.
Stadion yang dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dan murni menggunakan dana APBD Sulsel ini telah merampungkan konstruksi fisiknya. Atapnya sudah selesai, namun masih akan dilakukan renovasi.
Pejabat Pembuat Komitmen (PKK) Stadion Barombong, Muhlis P, mengungkapkan, kondisi stadion sebenarnya sudah memungkinkan untuk dipakai latihan, tapi masih akan dilakukan renovasi dan saat ini sedang dalam proses audit.
“Kalau latihan, inikan dipakai terus latihan sama anak-anak, orang masyarakat sekitar sini, bahkan All Star PSM. Sudah bisa dipakai latihan,” kata Muhlis, Sabtu 9 Februari 2019.
Namun, Muhlis menekankan, saat ini masih dapat dipakai latihan sebagai ajang promosi. Tetapi setelah direnovasi tidak bisa lagi dipakai. Karena dikhususkan untuk pertandingan, demi menjaga kualitas rumputnya.
Tetapi jika ingin digunakan untuk pertandingan resmi PSM, menurutnya, bisa setelah mendapatkan izin. Lima bulan setelah renovasi sudah bisa digunakan.
“Kalau kita dikasih izin, menyelesaikan tahun ini. Setelah lima bulan renovasi, itu sudah siap dipakai karena sudah bertaraf internasional,” sebutnya.
Saat ini masih dalam proses audit dan masih ditunggu hasilnya. Untuk kemudian selanjutnya dilanjutkan renovasi. Adapun biaya renovasi sebesar Rp 5 miliar dari APBD.
Untuk audit, lanjutnya, seluruh permintaan data dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulsel telah diserahkan. Bahkan investigasi telah dilakukan dengan mewawancarai pelaksana proyek, perhitungan anggaran, bahkan mereka sudah meninjau lapangan secara langsung.
“Kita sisa menunggu apa kesimpulannya. Kita berharap segera. Karena kita mau perbaiki lapangannya, setelah ada dana renovasi lapangan agar bertaraf internasional, itu kan masih bintang (ditandai) tidak bisa dicairkan, kalau tidak ada persetujuan hasil audit,” jelasnya.
Persetujuan diperlukan agar Rp 5 miliar dari APBD tahun ini untuk renovasi bisa dicairkan. Pasalnya, anggaran tidak bisa dicairkan jika belum ada hasil audit. Apalagi hal ini merupakan permintaan dari Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah kepada BPKP.
Dia berharap agar hasilnya segera turun, sehingga bisa dilakukan review perencanaan untuk bahan lelang fisik renovasi lapangan sepakbola. Termasuk juga lelang pengawasannya. Untuk persoalan hukum, telah didampingi TP4D Kejati Sulsel sejak tahun 2017 dan 2018, dan setiap tahun diperiksa oleh BPK.
“Sampai detik ini belum ada indikasi kerugian negara. Kita optimistis tidak ada pelanggaran hukum, kalau ada dari awal TP4D Kejati pasti sudah berikan peringatan karena ini dampingi terus. Mulai dari perencanaan dan pelaksanaan,” ujarnya.
Sejak dikeluarkannya perintah audit keuangan pada 21 Desember 2018, telah dilaporkan bahwa anggaran yang telah terpakai selama proses pembangunan itu sebanyak Rp 226,6 miliar (2013-2018).
Sekarang progres fisik stadion 95 persen, pembangunan fisik lainnya yang masih harus dikerjakan seperti jalan lingkar, parkir, MEP (mekanikal, elektrikal dan plumbing/pemipaan). Dan lainnya, seperti kursi dan papan skor.
“Dan lebih penting juga adalah lintasan lari yang juga bertaraf internasional dan menggunakan biaya cukup besar juga. Harapan kita (Stadion Barombong) menjadi duplikat Gelora Bung Karno GBK Senayan Jakarta di wilayah timur, itu mimpinya,” ucapnya.
Tambahnya, dana tahun 2018 untuk pekerjaan fisik atapnya sudah rampung 100 persen. Selesai 2 Desember 2018 sesuai kontrak.
“Sebagai bahan perbandingan, untuk Stadion Solo hanya renovasi stadion menghabiskan dana Rp 350 miliar. Begitu juga Stadion Patriot (Candrabhaga). Kita membangun dari nol hanya Rp 226 miliar,” paparnya.
Lanjutnya, Muhlis sangat memahami harapan masyarakat Sulsel yang sangat merindukan hadirnya stadion representatif di Sulsel.
Nurdin Abdullah juga berharap, Stadion ini dapat secepatnya digunakan. Namun, perlu dilakukan audit terlebih dahulu sebelum dilanjutkan pembangunannya.
Kabar tersebut NA berikan kepada masyarakat saat menyaksikan laga pamungkas Liga 1 2018 mempertemukan PSM dengan PSMS Medan di Stadion Mattoanging, Minggu 9 Desember 2018.
“Stadion Barombong sedikit lagi akan selesai, mohon dukungannya,” ucapnya.
Adapun untuk audit dilakukan untuk mengetahui batasan tanggung jawab pemerintahan yang baru, dibawah Nurdin Abdullah – Andi Sudirman Sulaiman. Mengetahui kebutuhan anggaran untuk penyelesaian stadion. Dan mereview kelayakan stadion dari segi kekuatan bangunan, kualitas bahan dan faktor lainnya.
Gubernur juga ingin hasil audit dijadikan patokan penganggaran. Sehingga, tidak ada lagi penganggaran yang berulang di tiap tahunnya serta dapat selesai dalam sekali penganggaran (**)