PGRI Gelarki Raker BPK Terkait Gender
BugisPos – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengadakan Rapat Kerja (Raker) Badan Khusus Perempuan (BPK) di Balai Diklat Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan (Sul-Sel), kota Makassar, mulai hari ini, Sabtu, 15 Februari hingga 17 Februari 2019.
Kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari ini bertemakan “Peran Guru dalam Pengarusutaman Gender dan Anak di Sekolah”.
Sekitar 70 orang guru-guru se-Sulawesi Selatan, baik guru SD, SMP, SMA dan SMK hadir sebagai peserta dalam kegiatan ini.
Raker ini diadakan sehubungan dengan perlunya peran guru untuk melakukan percepatan sekolah responsif gender dan sekolah ramah anak.
Guru diharapkan mampu memahami lingkungan sosial dan budaya anak yang berubah karena situasi tersebut ikut pula memengaruhi perilaku anak di sekolah.
Ketua BPK PGRI Provinsi Sul-Sel, Muhadirah Alie menjelaskan model pembejaran yang akan diberikan dalam mewujudkan rencananya yakni yang terkini dan sesuai tuntutan di zaman sekarang.
“Jadi model pembelajaran yang diberikan juga mesti up to date, sesuai tuntutan zaman. Apalagi penghargaan terhadap nilai-nilai gender dan hak anak juga semakin baik”, jelasnya.
Dalam kegiatan ini, hadir sebagai narasumber yakni Rusdi Tompo sebagai aktivitis anak dan narasumber dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sul-Sel, Febriani.
Febriani mengakui posisi dan peran strategis guru dan sekolah dalam upaya pengarusutamaan gender dan hak anak.
“Harus diakui bahwa isu-isu gender dalam pendidikan dalam beberapa kasus masih ada yang bias. Masih ada bahan ajar yang bias gender dan perlakuan yang bias gender di sekolah”, jelasnya saat membawakan materi.
Febriani menekankan perlunya satuan pendidikan yang responsif gender yang terkait erat dengan sekolah ramah anak
Indikator sekolah responsif gender menurut Febriani, meliputi aspek akademik, sosial, dan lingkungan fisik maupun lingkungan masyarakat.
“Sekolah responsif gender itu sangat penting karena pada prinsipnya ada perbedaan kebutuhan antara anak laki-laki dan perempuan”, ujarnya.
“Kita harapkan sekolah responsif gender ini gaungnya sama dengan sekolah ramah anak dan sekolah adiwiyata,” tambahnya.
Menurut Muhadirah sebagai ketua BPK PGRI, para guru harus bisa membedakan kebutuhan dari anak didiknya dengan tetap mengedepankan prinsip partisipasi dan non diskriminasi.
Mudirah berharap hasil Raker bisa membantu percepatan pengarustamaan gender dan hak anak di sekolah. Apalagi sudah ada Perdanya di tingkat provinsi.
Editor – ST