Bagusnya Tawwa Ada Pekan Raya SRC di Bulukumba
BugisPos.,- Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria Yulianto, Sabtu (23/3) membuka pekan raya Sampoerna Retail Community (SRC) di Lapangan Pemuda Bulukumba, dihadiri Kadis Koperasi dan UKM Taufik, Plt.Kadis Perdagangan Amral.
Pada kegiatan Pekan Raya SRC itu berbagai rangkaian digelar, seperti festival kuliner, pasar murah, pameran UMKM, donor darah, serta zumba party. Selain itu ada juga door prize dan pengundian.
SRC dibentuk untuk mewadahi para pelaku UKM dan peritel tradisional dalam mengembangan usaha, baik melalui kegiatan pelatihan, promosi maupun pameran atau pekan raya.
Manajer SRC Area Makassar II, Andi Langgeng mengungkapkan, SRC datang di area Bulukumba untuk lebih dekat lagi dengan para konsumen yang ada di Bulukumba. Melalui kegiatan ini, para mitra yang sudah mencapai 100 mitra SRC, bisa langsung melakukan konsultasi SRC terkait prospek pengembangan bisnis yang telah dilakukan.
Dijelaslan anggota SRC adalah para ritel-ritel kecil yang di Bulukumba. ” Salah satu motto SRC adalah Dekat Hemat dan Bersahabat. Dekat di sini dalam arti ketika berbelanja kita mendatangi toko yang terdekat yang merupakan anggota SRC. Kemudian hemat yang berarti harga dari toko SRC lebih hemat dan kompetitif. Selanjutnya bersahabat, bahwa para pemilik atau pengelola dari toko-toko SRC lebih bersahabat,” sebut Andi Langgeng
Andi Langgen berhanji pada Juni nanti, dia akan menghadirkan aplikasi yang bernama AyoSRC. Aplikasi ini untuk masyarakat Bulukumba yang mau berbelanja online maupun yang ingin menggunakan fasilitas ojek online.
“Bulan Juni kita akan launching, sehingga bapak ibu sudah bisa belanja melalui aplikasi AyoSRC di handpone,” janji A.Langgeng.
Sementara itu Wakil Bupati Tomy Satria mengaku, kehadiran SRC menjadi kebanggaan tersendiri, ketika melihat para pedagang-pedagang ritel se Kabupaten Bulukumba yang tergabung dalam SRC bersemangat menghadiri kegiatan ini, sebagai langkah konsolidasi SRC di Kabupaten Bulukumba.
Menurutnya, kehadiran ritel-ritel menengah tanpa menyebut mereknya, tentu tidak akan membuat para anggota SRC gulung tikar, bahkan justru menjadi motivasi untuk berkompetisi dengah kehadiran ritel-ritel menengah tersebut.
“Tentu saja dengan kompetisi seperti ini, para anggota SRC juga harus mulai memperbaiki diri. Kalau dulu melayani pembeli dengan memakai sarung, dengan bau minyak gosok, maka sekarang sudah tidak bisa lagi,” kata Tomy.
Untuk melayani konsumen saat ini, lanjut Tomy, para pemilik atau pelayan toko sudah harus berdandan dengan berpakaian rapi, jangan hanya memakai daster atau “mabida-bida” (melilitkan sarung di badan). Harus memperlihatkan pelayanan yang baik karena ini sudah era kompetisi.
“Biar 100 ritel menengah berdiri di Kabupaten Bulukumba, namun jika saudara-saudara memberikan pelayanan yang terbaik, maka pasti para warga lebih memilih toko-toko anda,” kata Tomy di hadapan para anggota SRC.
Pemerintah Kabupaten sebagai regulator, akan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap izin pendirian ritel-ritel menengah tersebut.
“Saya minta Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Dinas Koperasi dan UKM untuk bersama-sama melakukan evaluasi terhadap keberadaan ritel menengah. Jangan sampai semakin bertambah ritel menengah akan mematikan toko-toko kelontong di Kabupaten Bulukumba,” pesan Tomy.
Meski demikian, ada tidaknya ritel-ritel besar, para toko-toko kelontong harus tetap percaya diri dan memberikan pelayanan yang terbaik, khususnya kepada para tetangga-tetangga terdekat, dengan kualitas barang yang baik dan harga yang lebih terjangkau.
Dirinya berharap SRC ini menjadi wadah pembelajaran bagi anggota-anggotanya. Menjadi tempat berbagi pengalaman dan inspirasi bagaimana mengelola toko-toko agar lebih berkembang.
“Mohon kiranya, para anggota SRC ini melakukan pertemuan-pertemuan secara reguler. Hadirkan Dinas Perdagangan dan pihak-pihak lain, untuk membahas bagaimana upaya agar usaha saudara-saudara bisa bertahan dan lebih berkembang,” harap Tomy.- * Suaedy.-