Begini Cerita Ketua Baznas Bulukumba Menyambangi Rumah Daeng Maewa
BugisPos.- Usai memberikan pengajian di Borja, Desa Salemba, Kec. Ujung Loe, Bulukumba, Jum’at (21/3) sore, saya Muhammad Yusuf Shandy, LC Ketua BAZNAS Bulukumba, bergegas kembali ke kota, karena ingin mengikuti acara rutin Majelis Dai Muda Bulukumba ‘Ngaji on The Street’, di Taman Kota Bulukumba.
Saat memasuki daerah Ela-Ela, Darwis, salah satu staff BAZNAS Kabupaten Bulukumba yang menemani saya tiba-tiba menawarkan untuk mampir melihat kondisi rumah dan keluarga yang telah disurveinya beberapa waktu lalu. Tanpa berpikir panjang, saya langsung meng-iya-kannya.
Dari arah Kalumeme kami berbelok ke kiri, dan memasuki gang yang sempit. Jalannya alas beton. Hanya bisa dilalui satu mobil. Tak lama kemudian, saya pun diperhadapkan dengan sebuah pemandangan yang meneteskan air mata. “Astaghfirullah…di rumah ini orang itu tinggal,” ucapku membatin, sambil membuka pintu mobil.
Tak sabar ingin segera bertemu dengan penghuni rumah, saya segera turun dari mobil dan menyampaikan salam. Alhamdulillah, setelah salam kedua, suara dehem penghuni rumah terdengar dari arah kolong rumah, disertai dengan jawaban salam.
Sesaat kemudian tampaklah seorang laki-laki tua. Berjalan pelan, dengan sedikit membungkuk. Sebagian besar rambutnya sudah memutih. “Antamakki, nak,” ucapnya dalam bahasa Konjo seraya mempersilahkan masuk.
Saat berjalan menuju kursi, saya berusaha mencegahnya, tapi tangannya lebih duluan sampai ke kursi plastic merah, tak jauh dari pintu masuk tempat tidurnya. Jadilah kursi plastic itu diangkat berdua.
Karena rasa pilu lebih mendominasi batin, saya tidak banyak bertanya apalagi berbicara padanya, sebagaimana yang kami lakukan saat assessment. Kali ini saya lebih banyak mendengar dan menyimak kata demi kata, kalimat demi kalimat yang keluar dari lisannya yang sesekali bergetar. Kendati hidup dalam keadaan susah, beliau tetap (berusaha) tegar. Tak mengeluh sedikitpun.
Ya, di rumah inilah Daeng Maewa (sekitar 68 tahun) tinggal bersama istri tercintanya, Naheriyah (71 tahun). Pasangan suami istri ini telah tinggal di rumah reot ini sejak sekitar sepuluh tahun lalu. Karena sakit, kini, Daeng Maewa tak bisa lagi mencari nafkah. Sehingga jajdilah Ibu Naheriyah sebagai tumpuan keluarga, setiap hari mencari uang untuk memenuhi nafkah keluarga.
Setiap hari Ibu Naheriyah berkeliling mendorong gerobaknya. Siang, pagi dan sore. Menyusuri gang-gang dan lorong-lorong pemukiman Ela-ela dan sekitarnya, menjajakan sayur-mayur yang dijualnya. Ya, beliau pedagang sayur keliling. Demi memenuhi kehidupan keluarganya.
Berapa penghasilannya? “Alhamdulillah, adalah untuk beli beras. Yang penting kami sudah bisa beli beras,” jawabnya. “Dahulu, waktu masih sehat, saya sehari-hari mencari nafkah dengan memulung; mencari dan mengumpulkan sampah-sampah yang bisa dijaidkan uang untuk beli makanan,” katanya.
Ibu Naheriah dan suminya tinggal di kolong rumah yang reot, atapnya bocor sana sini, dindingnya dari kardus dan kain. Dulu, kata suaminya, tinggal di bagian atas rumah ini. Namun, sejak beberapa tahun belakangan, dia pindah ke bawah, ke kolong rumah, karena balok dan papannya semakin banyak yang rapuh dan lapuk. “Takut ibu terperosot lagi, karena papannya sudah pada rapuh,” ujar Daeng Maewa (68 tahun), suami Bu Naheriyah.
Daeng Maewa menjelaskan, rumah ini adalah bekas rumah orang lain. Tanahnya pun bukan milik pribadi, tapi milik salah atu warga Ela-ela yang kini telah pindah ke Kota Bulukumba, tinggal di sekitaran RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba.
Pasangan ini sebenarnya memiliki seorang anak, tapi tidak tinggal bersamanya. Anak semata wayangnya kini tinggal di Kalimantan bersama pamannya. “Dia diambil sama poanakan saya di Kalimantan, dia yang sekolahkan di sana,” terang Daeng Maewa.
Mohon doa dan dukungannya, semoga BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) dapat terus berbuat yang terbaik buat Bulukumba dan Bangsa Indonesia. Insya Allah, kami akan mengupayakan tempat tinggal dan tempat tidur yang lebih baik buat keduanya, serta memberikan gerobak yang lebih baik pula buat Ibu Naheriyah, agar keduanya dapat hidup lebih baik dan kebutuhan asasi-nya pun dapat terpenuhi. Aamiinn.
Yang mau berkontribusi dan ingin ikut dalam amal jama’i ini, silakan hubungi kami di Baznas Kab Bulukumba, no kontak 0852.1294.7777. Barakallahu fikum.**
Editor Suaedy.