Cocoki, Membangun Kemandirian Energi

BugisPos — Manajemen dan pengembangan energi alternatif dan terbarukan jadi perhatian khusus The 11th JWG Franco-Indonesia yang hari ini, 01 November 2019, berlangsung di Gedung BRI Microfinance Unhas.

Hari ini pertemuan Franco-Indonesia memasuki tahap diskusi kelompok, salah satu topiknya adalah energi.

Energi merupakan salah satu isu masa depan yang akan terus mengalami kerumitan jika tidak diantisipasi sejak sekarang.

Pada tahun 2050, sumber energi minyak dan gas akan terus menipis dan tergantikan oleh batu bara sebagai sumber energi fosil.

Penggunaan batu bara akan terus meningkat hingga 15 juta TOE pada tahun 2150, setelah itu, cadangan energi fosil (minyak, gas dan batubara) akan menipis, dan penggunaannya akan turun secara drastis yang disertai dengan kelangkaan energi yang makin besar.

Kelangkaan energi di masa depat mutlak, namun hal ini bisa diperlambat dengan penggunaan sumber energi alternatif, antara lain energi biomas, termasuk sampah.

Salah satu topik yang diperbincangkan pada The 11th Joint Working Group Franco-Indonesia adalah manajemen energi dan pengembangan energi alternatif dan terbarukan.

Saat ini pakar energi dari puluhan perguruan tinggi Prancis dan Indonesia sedang berdiskusi untuk menemukan formulasi terbaik untuk membantu mengatasi masalah energi dan membangun kemandirian energi masa depan.

Prancis saat ini adalah negara yang sangat mandiri dari hal energi, sehingga pertemuan ini penuh dengan unsur pembelajaran karena meskipun Prancis tidak memiliki sumberdaya minyak dan gas, tetapi Prancis bisa menjafi suplayer energi listrik untuk negara-negara di sekitarnya.

Prancis adalah eksportir energi listrik yang besar di Eropah, bisa jadi terbesar di dunia