Lingui Kapang Panitia Tender Cleaning Service UNHAS
BugisPos – Cara kerja panitia tender Cleaning Service di perguruan tinggi
milik pemerintah terbesar di Indonesia Timur, yakni Universitas
Hasanuddin (Unhas), belakangan ini dinilai sungguh memberatkan
kalangan kontraktor spesialis cleaning service di Sulsel.
Dan ujung-ujungnya hanya dapat menguntungkan kontraktor tertentu yang selama ini
dikabarkan memang cenderung menguasai proyek cleaning sirvice di
Unhas.
Demikian diungkapkan Abd. Haris, mantan ketua DPP APLINDO (Asosiasi
Perusahaan Klining Service Indonesia) Sulsel, yang kini menjabat ketua
DPP APLINDO Sulbar, via telepon kepada BugisPos.com, Jumat kemarin,
3/1/20 di Makassar.
Haris menjelaskan, salah satu contoh kerja amburadul yang dilakukan
panitia tender, ialah pada pelaksanaan tender proyek cleaning service
tahun 2020 di Rumah Sakit Unhas Tamalanrea.
Faktanya, kata Haris, persyaratan tender yang ditetapkan panitia, telah
melebihi ketentuan sebagaimana yang seharusnya dipersyaratkan secara
umum.
Ketentuan umumnya ialah peserta tender dalam penawaran
harusnya hanya melampirkan laporan keuangan tahun terakhir khusunya
untuk peserta non kecil (pengusaha menengah dan besar).
Namun panitia menambah-nambah persyaratan yang tak lazim, dengan
mewajibkan peserta tender melampirkan bukti sisa kemampuan nyata
(SKN) paling kecil 50 persen dari nilai harga perkiraan setempat (HPS)
minimal Rp.2.280.000.000,- (dua milyar dua ratus delapan puluh juta
puruah) yang tercantum sebagai saldo di rekening koran.
“Ini gila … Lingui kapang” kata Haris dengan nada tinggi. Dikatakan, tidak
ada peraturan panitia tender di negeri ini yang mewajibkan peserta tender
mencantumkan standar saldo melalui rekening koran.
Rekening koran itu disertakan biasanya hanya untuk bahan data nomor rekening, bukan pada
standar saldo akhir pada rekening koran. Kualifikasi kemampuan keuangan
peserta tender itu sesungguhnya hanya dihitung dari neraca keuangan
perusahaan peserta tender, yang menunjukkan standar kemampuan
keuangan peserta tender.
Haris menyatakan dirinya sangat heran mengapa Unhas yang selama ini
memproduksi orang-orang cerdas berilmu tinggi, justeru menempatkan
panitia tender yang berpikiran kaku.
“Ataukah pihak Unhas memang sengaja membentuk panitia seperti itu
untuk melonggarkan pergerakan agar leluasa dapat memelihara kontraktor
tertentu?” kata Haris bernada tanya.
Haris menekankan, bahwa panitia tender itu tidak dibenarkan menerima
masukan dari luar yang memungkinkan dapat merugikan peserta tender
lainnya. Sebab bisa saja masukan itu hanya akan menguntungkan peserta
tender tertentu.
Intinya, proyek Cleaning Service di Rumah Sakit Unhas ini telah
dimenangkan oleh PT. Reksisindo dengan nilai miliayan rupiah. Sedang
sanggahan peserta tender dari PT. Arita Fatra Nusantara terkesan hanya
dianggap angin lalu saja.
Panitia menjawab sanggahan tersebut melalui website www.lpse.unhas.co.id , bahwa dengan dalih bahwa ketentuan
panitia itu sudah sesuai acuan sebagaimana diatur pada ketentuan yang
ada. Sanggahan itu sebelumnya sudah dipublis BugisPos.com tiga hari lalu.
Rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A yang dikonfirmasi
BugisPos.com via WA, sampai berita ini dipublis, belum memberikan
tanggapan apapun (One)
Editor : 094