PSBB, Lucunya Tauwwa Disini
BugisPos — Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Makassar untuk tahap pertama (24 April 2020 – 7 Mei 2020) telah berakhir dan rencananya akan dilanjutkan dengan PSBB tahap kedua.
Sama dengan PSBB tahap pertama, pemberlakuan PSBB tahap kedua yang tinggal menunggu keputusan Menteri Kesehatan RI mengundang para netizen untuk membuat plesetan serta idiom-idiom lucu terkait PSBB ini.
Sebelumnya, kita kenal plesetan PSBB yang mengundang decak tawa para pembaca, kali tak kalah lucunya para netizen membuat plesetan PSBB sebagai ungkapan hati masyarakat yang sekaligus sebagai kritik sosial kepada pemerintah.
Adapun sejumlah plesetan PSBB, di antaranya :
PSBB : Pengusaha Senang Bisa Buka (toko).
PSBB : Pabalu-balu Sedih Belum Buka (dagangan)
PSBB : Pembagian Sembako Boong Boongan.
PSBB : Pemasukan Sedikit Beban Bertambah.
PSBB : Penduduk Shanghai Bakal Banyak (TKA)
PSBB : Penderitaan Semakin Banyak Bertambah.
PSBB : Penduduk Susah Banyak Beban
PSBB : Perintah Shalat Belum Bisa (Jamaah)
PSBB : Pembagian Sembako Berskala Besar.
PSBB : Penduduk Semakin Banyak Bangkrut.
PSBB : Pembagi Sembako Bikin Bete
PSBB : Pengusaha Sambilan Bikin Bangkrut
PSBB : Pengusaha Besar Buat Bungker
PSBB : Pallubutung Satu Buat Buka
PSBB : Pasukan Sisa Buka Bersama
PSBB : Pengusaha Senang Baiki Bossna
PSBB : Pembatasan Sosial Bikin Bangkrut
Fenomena ini ditanggapi oleh Ketua LBH Pekat IB DPW Sulsel Andi Akbar, SH sebagai hal yang wajar saat masyarakat terjepit kesulitan hidup dalam masa PSBB namun uluran tangan pemerintah tak kunjung datang karena terkendala SOP yang menjadi alasan.
“Salah satu cara masyarakat untuk mengungkapkan perasaannya itu dengan membuat plesetan-plesetan terkait PSBB. Ini harus dimaknai pemerintah secara serius karena itu adalah hal real yang terjadi dilapangan, seharusnya pemerintah membuka kuping dan mata lebar-lebar untuk curhatan masyarakat ini,” ungkapnya kepada BugisPos pada Jumat (8/5/2020) dini hari tadi.
Lanjutnya, apalagi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah saat ini, terkesan hanya menguntungkan para pengusaha besar, sedangkan para pedagang kecil yang paling merasakan dampak PSBB semakin tak berdaya.
“Namanya PSBB, yah pembatasannya harus berskala besar, jikalau toko-toko besar bisa ji buka, pedagang kecil yang dilarang jualan, PSBB itu toh lucunya itu disini,” candanya.
“Kebijakan anda hari ini, akan menentukan anda berada di posisi mana, dan kemana anda berpihak,” pungkas Akbar yang juga mantan aktivis mahasiswa ini.
Penulis : One