GP Ansor Maros Menolak Keras Pemerintah Mengimpor ki Beras dan Garam
BugisPos — Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Maros menolak keras rencana pemerintah untuk mengimpor beras dan garam di tengah kesulitan yang dialami oleh para petani.
GP Ansor Maros menilai, sepertinya pemerintah sudah tidak tahu, bagaimana susahnya para petani dalam mengelola lahan pertanian. Ditambah lagi sulit dan mahalnya pupuk ketika padi sudah ditanam.
Mencermati rencana pemerintah tersebut, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Maros, Abrar Rahman dengan tegas menyatakan pihaknya menolak rencana impor beras dan garam. “Indonesia ini negara agraris dan maritim sekaligus, karena itu tidak ada alasan untuk bangsa tidak bisa swasembada beras dan garam”, tandasnya.
“Saya atas nama pribadi maupun Ketua PC GP Ansor Kabupaten Maros, menolak dengan tegas, rencana pemerintah untuk melakukan impor beras dan garam,” ujar Abrar sesuai rilisnya, Selasa (23/03/2021).
Abrar berujar, bagaimana susahnya para petani dalam mengelola lahan, ditambah dengan mahalnya harga pupuk saat para petani sudah melakukan penanaman padi, demi menjaga kualitas yang didapat.
“Tak hanya itu, ketika panen petani kesulitan harga dengan harga gabah yang murah. Seakan-akan pemerintah tidak peduli terhadap nasib petani,” katanya mantan Ketua Umum PB HIPMI Maros Raya ini.
Abrar menambahkan, data dari Kementerian Pertanian menunjukkan stok beras pada akhir tahun 2020 sebesar 7,38 juta ton. Sementara perkiraan produksi dalam negeri pada 2021 sebesar 17,51 juta ton.
Dengan demikian, jumlah stok beras akhir tahun 2020 jika dijumlah dengan perkiraan stok beras pada 2021 menjadi 24,9 juta ton. Sedangkan perkiraan kebutuhan pangan tahun 2021 sebesar 12,33 juta ton, artinya kita surplus beras, tandas Abrar.
Editor : Syahrul