HTTP Status[404] Errno [0]

Ini mi Dampak Pandemi, Industri Kayu Anjlok, Pembalakan Liar Meningkat

09 May 2021 12:20
Ini mi Dampak Pandemi, Industri Kayu Anjlok, Pembalakan Liar Meningkat
Narasumber jumpa media : Mustam Arif, Direktur JURnaL Celebes 0812 4151 6663 Moderator/Narasumber: Ferdhiyadi N, Koordinator Pemantau 0822 9393 7909

BugisPos — Pandemi Covid-19 berdampak anjloknya industri kayu/kehutanan di Sulawesi Selatan.
Pendapatan industri kayu berkurang antara 30 sampai 70 persen.

Sementara di sisi lain, pembalakan liar di Sulawesi Selatan justru meningkat di masa pandemi.
JURnaL Celebes menemukan kejahatan pembalakan liar (illegal logging) naik 70 persen sejak
wabah corona mulai awal 2020 hingga awal 2021.

Demikian hasil pemantauan hutan dan peredaran kayu di Sulawesi Selatan yang dilaksanakan
JURnaL Celebes sejak 2020. Hasil pemantauan tahap kedua yang fokus pada industri kayu
disampaikan dalam acara jumpa media dan diskusi dilaksanakan Jumat (30/04/2021) sore di
Kafe Baca Makassar, dirangkaikan buka puasa bersama.

Pada tahap pertama hasil pemantauan yang dipresentasikan Januari 2021 lalu, kegiatan yang
didukung Badan Dunia Pangan dan Pertanian PBB dan Uni Eropa lewat Program FAO-EU FLEGT
Programme ini, JURnaL Celebes menemukan terjadi peningkatan kejahatan pembalakan liar
cukup signifikan di Sulawesi Selatan pada masa pandemi. Sementara pada tahap kedua,
pemantauan dari Februari sampai April yang fokus pada industri kayu, JURnaL Celebes
menemukan industri kayu, terutama industri kecil menerima dampak pandemi cukup
signifikan.

JURnaL Celebes menilai kondisi ini menimbulkan problem yang dilematis yang bisa
menimbulkan anomali dalam tata kelola kehutanan berkelanjutan dan pengembangan idustri di
bidang kehutanan.

Industri kayu atau usaha di bidang kehutanan anjlok, sebabnya antara lain
kekurangan bahan baku permintaan pembeli yang menurun. Sebaliknya, kejahatan pembalakan
liar meningkat kemungkinan memanfaatkan pembatasan kegiatan pemantauan aparat di masa
pandemi, terkait kebijakan pembatasan aktivitas.

Situasi ini menimbulkan akumulasi dua masalah yang dilematis dalam upaya membangun tata
kelola kehutanan berkelanjutan dan industri bidang kehutanan. Pandemi berdampak pada
anjloknya usaha kayu. Sementara di sisi lain pandemi memicu meningkatnya kejahatan
pembalakan liar.

Pada pemantauan tahap pertama, JURnaL Celebes menemukan indikasi kejahatan pembalakan
liar dilakukan pihak perusahaan, cukong-cukong kayu yang memanfaatkan masyarakat lokal di
sekitar hutan, yang sebagian mungkin terdesak kebutuhan ekonomi di masa pandemi. Ketika
tindakan pembalakan liar ini ditindak, yang tertangkap justru hanya pelaku-pelaku lapangan
masyarakat lokal, dan para cukong kerap tidak tersentuh proses hukum.

Jika dikorelasikan hasil pemantauan tahap kedua dengan anjloknya industri kayu di masa pandemi, JURnaL Celebes menduga ada indikasi praktik ilegal dalam peredaran kayu bahan
baku industri. Kemungkinan lain, ada monopoli (penguasaan) bahan baku oleh perusahaan
tertentu. Dalam tahap ini bukan lagi skala Sulawesi Selatan, tetapi dalam jaringan peredaran kayu antar-provinsi hulu dan hilir.

Untuk industri kecil di Sulawesi Selatan umumnya menggunakan bahan baku kayu dari hutan rakyat dan hutan tanaman industri di daerah ini. Hampir sebagian besar kayu dipasok dari wilayah Luwu Raya, terutama dari Luwu Timur. Sebagian industri juga memasok dari luar (rls)

Narasumber jumpa media : Mustam Arif, Direktur JURnaL Celebes 0812 4151 6663
Moderator/Narasumber: Ferdhiyadi N, Koordinator Pemantau 0822 9393 7909

161 Views

Bugispos.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya