Dr. Rahmat Hasanuddin: UCM Tak Akan ji Jual Ijazah
BugisPos — Ketua Yayasan “Sari” yang menaungi Universitas Cokroaminoto Makassar (UCM) Dr.H.Rahmat Hasanuddin, S.E., M.Si., menegaskan perguruan tinggi swasta (PTS) yang dibinanya tidak akan pernah menjual ijazah tanpa melalui proses perkuliahan yang benar.
“Ke depan, kita menghindari adanya kesan PTS yang hanya menjual ijazah,” ujarnya pada acara Halal Bihalal Yayasan “Sari” dan Sivitas Akademika di Kampus UCM Jl. Perintis Kemerdekaan KM 11 Makassar, Selasa (18/5/2021) pagi.
Acara Halal Bihalal yang berlangsung dalam aturan protokol kesehatan (prokes) Covid-1 itu, dihadiri Pejabat Rektor UCM Prof.Dr.H.M.Tahir Kasnawi, S.U, para dosen, dan Kepala SMA/SMP di di bawah naungan Yayasan “Sari” Makassar. Dekan Fakultas Agama UCM Dr.H.Syamsul Bahri, Lc., M.A. membawakan hikmah pada Halal Bihalal yang bertema “Dengan Silaturahim, Kebersamaan, Profesionalitas serta Kinerja untuk Memajukan UCM”itu .
Rahmat Hasanuddin yang pernah menjabat Rektor UCM selama 20 tahun (5 tahun sebagai pejabat dan 15 tahun sebagai rektor) tersebut mengatakan, untuk menghadapi tantangan yang saat ini cukup berat, dalam mengembangkan UCM diperlukan kekompakan dan kebersamaan yang dibarengi dengan pengabdian ikhlas tanpa pamrih.
Adik kandung mantan Rektor Unhas/Menteri/Duta Besar RI di Tehran Iran, Prof.Dr.Basri Hasanuddin, M.A. itu yakin, di bawah kepemimpinan Tahir Kasnawi yang diberi amanat sejak satu tengah bulan terakhir, UCM dapat berkembang secara profesional. Oleh sebab itu, dia mengharapkan segera disusun rencana strategis (renstra) lima tahun ke depan guna mengukur pencapaian target.
“Di sini diperlukan kerja sama semua komponen untuk membangun UCM ke arah yang jauh lebih baik,” ujarnya.
Rektor UCM M.Tahir Kasnawi mengharapkan kerja sama dan dukungan semua pihak dalam menyukseskan program pengembangan UCM.
Ia mengatakan, dalam waktu dekat ini selain dilaksanakan penerimaan mahasiswa baru, juga dilantik sejumlah pejabat di lingkungan UCM sebagai upaya menata ulang struktur organisasi kelembagaan PTS ini.
Syamsul Bahri, dalam hikmah Halal Bihalalnya mengatakan, meskipun istilah ini hanya dikenal di Indonesia, namun penting bagi umat Islam saling memaafkan antara satu dengan yang lainnya.
“Halal Bihalal itu pada prinsipnya secara khusus bersilaturahim dengan keluarga dan bermakna secara umum menghalalkan segala hal kepada orang lain,” kata Syamsul Bahri.
Dengan halal bihalal ini kita akan mengakrabkan kembali dengan mereka yang pernah gontok-gontokan dan saling menyambung tali kekerabatan yang merupakan salah satu risalah Nabi Muhammad saw. (MDA).