Oleh Usdar Nawawi
Cerita Tentang Juku Lele
BugisPos — Ikan Lele (Juku Lele) tiba-tiba menjadi bahan perbincangan yang ramai. Perbincangan yang menggelikan. Itu lantaran omongan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, yang menyebut ulah para politisi Ikan Lele memperburuk dampak sosial dan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Abdul Mu’ti mengaku, istilah politisi ikan lele itu dia pinjam dari Buya Syafii Maarif, yang ditujukan kepada mereka yang senang tampil untuk memperkeruh suasana, dan suka mengadu domba.
Politisi Ikan Lele itu adalah sebutan untuk orang yang pikirannya selalu mengaitkan berbagai keadaan yang terjadi dengan politik. Ya suka mempolitisasi. Politisi Ikan Lele itu adalah politisi yang semakin keruh airnya maka dia semakin menikmati kehidupannya.
Ikan Lele biasanya hidup di sungai yang airnya cukup deras. Ikan ini bisa tumbuh dan bertahan hidup di sungai yang jernih, tetapi dia memang lebih suka hidup di sungai yang keruh, bahkan yang berlumpur. Jenis Ikan ini berkembang biak dengan cara bertelur. Dia suka makan ikan-ikan kecil. Juga suka makan cacing.
Ikan Lele juga dikenal sebagai hewan kanibal, namun dia juga adalah hewan yang setia pada pasangannya.
Apa yang diomongkan Abdul Mu’ti tentang politisi Ikan Lele itu, antara politis Ikaan Lelel dan Ikan Lele nya itu sendiri, agaknya tak meleset jauh. Malah nyaris klop.
Sebab pada kehidupan Ikan Lele, ternyata memang dia suka hidup di air keruh dan menikmatinya. Bahkan jenis ikan ini ternyata kanibal juga, setidaknya pemakan ikan-ikan kecil.
Kata Abdul Mu’ti lagi, sekarang ini banyak sekali orang yang berusaha memancing di air keruh, yang ujung-ujungnya memperkeruh suasana. Mereka bersikap partisan dan menggunakan popularitasnya sebagai pendengung.
Karena itulah, tegas Abdul Mu’ti, Muhammadiyah tak ingin masyarakat Indonesia terseret arus dari tindakan para politisi Ika Lele itu.
Lha, siapa-siapakah yang masuk katagori politisi Ikan Lele itu ? Wallahualam ***