Matemija, Minta Dihentikan Proyek Disbudpar Dinilai ki Mengancam Rusak Kaki Benteng Somba Opu
BugisPos – Pembangunan jalur pejalan kaki atau pedestrian yang kini sedang berlangsung di kawasan Benteng Somba Opu mendapat sorotan dari sejumlah warga pemerhati tinggalan budaya dan arkeologi.
Bahkan ada di antaranya yang meminta agar proyek dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel yang beranggaran lebih dari Rp596 juta tersebut segera dihentikan karena berpotensi besar merusak situs kaki benteng peninggalan Kerajaan Gowa.
“Disain pembuatan pedestrian di kanan kiri bekas kaki Benteng Somba Opu itu salah, karena menyediakan selokan di antara kaki Benteng dengan pinggiran pedestrian yang akan menjadi kolam genangan air di musim hujan. Genangan air tersebut sudah pasti akan merusak sisa kaki Benteng yang terbuat dari susunan batu bata dari tanah liat atau lempung tersebut,” jelas Halim, seorang warga pemerhati tinggalan-tinggalan sejarah asal Barabarayya kepada BugisPos.com saat mengamati sebuah eskavator meratakan tanah pembuatan pedestrian di kawasan Benteng Somba Opu, Jumat (24/9/2921) pagi.
Saat ini, memang, sedang berlangsung pengerjaan jalan pedestrian di dinding arah timur bekas Benteng Somba Opu.
Jalanan pedestrian selebar 5 meter masing-masing dibuat di kanan-kiri bekas kaki Benteng Somba Opu yang masih tersisa di arah timur. Rencana pembangunan pedestrian menggunakan paving blok tersebut sepanjang 500-an meter, mulai dari gerbang masuk kawasan Benteng Somba Opu mengikuti bekas kaki Benteng hingga kampung Parang lalu memutar keluar arah jalan samping Rumah Adat Toraja.
Antara kaki Benteng dengan pedestrian dibuat selokan selebar 2 meter.
Pekerjaan pedestrian baru di kanan kiri bekas kaki Benteng Somba Opu. Selokannya berpotensi jadi kolam genangan air di musim hujan merusak kaki benteng/Foto:Mahaji Noesa
Selokan inilah yang disorot banyak pihak akan menjadi tempat genangan air di musim hujan dan akan merendam bekas kaki benteng yang telah susah payah dieskavasi para arkeolog sejak tahun 1989.
Seorang pengawas pekerjaan pedestrian yang ditemui di lokasi mengakui, jika musim hujan air akan menggenang di selokan antara batas pedestrian dan kaki benteng.
Masalahnya, katanya, selokan yang dibuat tersebut berada di lokasi kerendahan dari kontur tanah kawasan benteng. Juga kedua ujung selokan buntu untuk pembuangan air.
Lagi pula, sebutnya, dari selokan arah luar dinding benteng pun tidak boleh dibuatkan saluran menembus kaki benteng.
“Kita kerja untuk perataan pedestrian ini di wanti-wanti tidak boleh menggores sedikitpun susunan batu-batu bekas dinding benteng,” katanya.
Pekerjaan pedestrian di kawasan Benteng Somba Opu yang beranggaran lebih setengah miliar tersebut dikerjakan oleh CV Aneka Cipta Sarana, kontrak kerja mulai 14 Juli 2021 hingga 10 Nopember 2021.
Seorang emak-emak berjogging Jumat pagi di seputar kawasan Benteng Somba Opu ikut komen, bahwa pembuatan pedestrian di kanan kiri bekas kaki benteng jelas akan menjadi ancaman bagi situs jika nantinya dijadikan ruang publik tanpa pengawasan ketat.
“Mestinya jalanan dalam kawasan benteng yang sebagian besar sudah rusak berat itu yang terlebih dahulu harus diperbaiki, bukan membuat pedestrian baru untuk pejalan kaki seperti itu di luar dalam mengapit bekas kaki benteng,” katanya. (aji)