HTTP Status[404] Errno [0]

Cocoki, Puncak Makkaroewa Maros Kembali Dibuka Usai Pandemi Covid-19 Mereda

08 November 2021 21:29
Cocoki, Puncak Makkaroewa Maros Kembali Dibuka Usai Pandemi Covid-19 Mereda
Puncak Makkaroewa Maros kembali dibuka usai Pandemi Covid-19 mereda

BugisPos, Maros– Indonesia adalah negara yang dikaruniai panorama alam yang luar biasa indah. Mulai dari gunung, hutan, laut, hingga dasar laut menjadi destinasi wisata memikat hati bagi banyak orang.

Salah satu daerah yang menawarkan objek wisata menarik adalah Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Ada apa di sana?

Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan kota Makassar. Kabupaten ini sangat terkenal dengan keberadaan objek wisata air terjun Bantimurung dengan ikon kupu-kupu. Objek wisata populer lainnya adalah batu karst terbesar kedua di dunia yaitu Rammang-Rammang.

Namun bukan dua destinasi itu saja yang patut dibanggakan dari Kabupaten Maros. Masih banyak lagi lokasi wisata di Maros yang tak kalah bagus, salah satunya adalah Wisata Puncak Labuaja atau yang lebih dikenal Puncak Makkaroewa yang terletak di Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Maros.

Puncak makkaroewa sendiri berada di tengah hutan Pinus yang berjarak sekitar 35 kilometer dari pusat kota Maros, meski jarak yang di tempuh cukup jauh membuat para pengunjung wisata tersebut kelelahan. Namun saat tiba di lokasi semua akan terbayarkan karena indahnya pemandangan puncak makkaroewa itu sendri berada di kawasan puncak perbukitan, tempat wisata Makkaroewa juga terdapat beberapa spot foto keren, yang tersedia dan dapat digunakan oleh pengunjung. Beberapa spot foto ini seperti panggung cinta, rumah hobbit, meja dan kursi dari kayu.

Berada di ketinggian 900 MDPL, puncak Makkareowa memiliki kondisi cuaca yang sejuk dan tentu akan sangat membuat nyaman pengunjung.

Meski berkunjung saat musim kemarau , pengunjung tetap waspada dan berhati-hati. Jalan mendaki serta curam dan rute yang berkelok- kelok. Selain jalan yang curam, pengunjung juga harus berhati- hati melintasi jalan yang belum teraspal dan hanya ada susunan batu kerikil yang sangat rawan untuk pengunjung.

Salah satu pengunjung, Widi mengatakan memilih menghabiskan akhir pekan di tempat ini karena penasaran dengan keindahan alam yang selama ini hanya diceritakan dan melihat di dunia maya saja. Kesan pertama Widi saat pertama kali tiba di lokasi sudah sesuai dengan ekspektasinya.

“Ternyata apa yang saya lihat di dunia maya dan yang diceritakan oleh teman- teman tidak jauh beda. Tempat wisata Makkaroewa sangat indah alamnya, apalagi cuaca sangat mendukung akan kesejukan tempat ini sangat tepat untuk menghilangkan penat setelah bekerja sepekan,” ujarnya.

Pengunjung lainnya berharap, kedepannya tempat wisata ini tetap terjaga kelestariannya, ia juga menginginkan agar pengunjung yang datang tidak merusak dan tetap menjaga kebersihan tempat ini, agar pengunjung berikutnya juga bisa menikmati keindahan yang sama.”Ujarnya

Pengelola puncak Makkareowa, Muhajir mengatakan untuk masuk dan menikmati sejumlah tempat foto di kawasan ini hanya perlu mengeluarkan kocek yang sangat terjangkau, pengunjung hanya perlu membayar sejumlah Rp5.000 rupiah untuk tiket masuk dan 2.000 rupiah untuk parkir. Pengunjung sudah bisa menikmati spot foto yang keren loh sembari bersantai dari pagi hingga petang.

Sayangnya di sekitar lokasi wisata belum tersedia penginapan khusus untuk para pengunjung. Tapi Anda bisa menikmati dinginnya puncak pada malam hari dengan mendirikan tenda untuk berkemah mungkin sangat nikmat sembari menikmati kopi “ Ujar Pengunjung.

“Kalau hari- hari libur atau akhir pekan, jumlah pengunjung yang datang bisa mencapai ratusan orang. Orang- orang yang datang juga tidak hanya dari kalangan orang Maros saja akan tetapi juga oleh warga dari daerah,” ujar Muhajir.

Pak Muhajir selaku pengelolah mengatakan bahwa semenjak pandemi, perekonomian ditempat wisata Puncak Makkaroewa ini menjadi sepi pengunjung, mata pencarian warga sekitar lokasi wisata menurun.

Ia menyebut, awal mula keberadaan kawasan wisata puncak Makkareowa ini dari terbentuknya Forum Pemuda Labuaja yang selanjutnya memikirkan perkembangan untuk menunjang pemberdayaan desa. Dan akhirmya terpikirkan untuk memanfaatkan lahan hutan pendidikan Universitas Hasanuddin Makassar seluas 1 hektare.

Muhajir menambahkan, dahulu sebelum adanya kawasan wisata hutan pendidikan unhas dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencari kayu bakar dan madu hutan. Tapi setelah warga mengumpulkan ide, akhirnya ada insiatif warga setempat untuk mengubahnya jadi lebih bermanfaat dengan mengubahnya menjadi lokasi wisata.

“Lokasi wisata ini mencontoh lokasi wisata di daerah lain seperti wisata alam Buttu Macca, Kabupaten Enrekang yang menyajikan spot-spot foto yang keren. Tempat Wisata ini dibuka sejak tahun 2017 lalu. Pemasukan dari tiket pengunjung dimasukkan menjadi Pendapat Asli Desa (PADs),” ujar pengelolah tempat.

Tak sampai di situ, usai puas menikmati pesona puncak Makkaroewa, Anda bisa membawa hasil usaha lokal milik masyarakat setempat, seperti tuak manis dengan harga 5000 rupiah per botol, gula merah dengan harga kurang lebih 15.000 per bungkus, kue apang paranggi (bolu berwarna coklat muda yang berbahan dasar gula merah) dengan harga 1000 rupiah per bijinya, dan gogos bakar dengan harga 2000 rupiah. Semua bisa dijadikan buah tangan bagi keluarga.(Citizen Report/Wulan Ari Bawani Suwondo)

1178 Views

Bugispos.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya