Oleh : Usdar Nawawi

Tongeng, Wali Kota Butuh Camat dan Lurah Disiplin

16 January 2022 04:48
Tongeng, Wali Kota Butuh Camat dan Lurah Disiplin

BugisPos — Kata disiplin itu pastilah bukan soal lain yang dicerita lain pula yang dilakukan. Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin disibel yang berarti Pengikut.

Seiring perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi disipline yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Disiplin memerlukan integritas emosi dalam mewujudkan keadaan.

Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya merupakan tanggung jawab yang bersangkutan.

Kata disiplin ini kembali menjadi topik pada rapat penting dipimpin Wali Kota, Moh Ramdhan Pomanto, dan Wakil Wali Kota, Fatmawati Rusdi, plus ketua PKK Indira Yusuf Ismail, Selasa, 11/1/22, dihadiri seluruh Camat dan Lurah se Kota Makassar, di ruang Sipakatau Balaikota Jl. Ahmad Yani, Makassar.

Di kesempatan ini, dibahas bagaimana peningkatan kinerja para pejabat serta lingkup pekerjaan yang menjadi tupoksinya di wilayah kerja masing-masing.

Wali Kota menyebut perlunya diterapkan 7 poin untuk meningkatkan pelayanan dan pengembangan diri seorang pejabat.

Dari 7 poin ini, adalah poin kedisiplinan yang utama. Displin itu perlu, biar menjadi contoh bagi bawahan. Yang lainnya, bla ,, bla ,, bla ,, adalah kebersihan. Makassar harus selalu bersih setiap saat. Jangan pernah ada sampah berserakan tidak cepat diangkut ke TPA.

Cerita tentang disiplin, bisa saja cuma di tataran cerita, atau omongan belaka. Istilah orang Makassar, cuma carita campur atu. Pada tindakan di lapangan cuma nol besar.

Bisa saja jam 08.00 wita warga sudah ada menunggu Camat atau Lurah di kantor memberi pelayanan. Tapi mereka tak muncul. Alasannya, mereka langsung ke lapangan meninjau, atau bersama Wali Kota, Wakil Wali Kota, atau rapat pagi-pagi di Balaikota, atau seabarek alasan lain, sehingga warga yang butuh pelayanan, pulang dengan dada sesak rasa kecewa.

Warga yang tanya-tanya ke staf Camat atau staf Lurah, jangan sampai juga tak bisa menjelaskan ke warga soal keberadaan Camat ataupun Lurah.

Bila memang Camat dan Lurah disiplin, maka ada staf khusus ditugasi memberi informasi tentang Camat atau Lurah ke warga. Agar warga mahfum dan tak perlu lama-lama keringat dingin menunggu. Itu artinya manajemen pelayanan perlu diatur dalam bingakai disiplin pelayanan.

Yang konyol bila staf juga mengaku tak mengetahui nomor kontak Camat atau Lurahnya. Padahal bisa saja warga dikasi bicara dengan Camat dan Lurah, seperti apa keperluan warga bersangkutan.

Cerita di atas itu, tentu diharap tak terjadi di Makassar. Biarlah itu terjadi di luar sana. Namun tentunya, teman -teman Camat dan Lurah di Makassar, baiknya tengok Wali Kota Moh Ramdhan Pomanto. Dia adalah contoh terbaik dalam berkomunikasi dengan warga. Saya belum pernah dengar keluhan warga, bahwa panggilan teleponnya tidak dibati-bati oleh Wali Kota. Kalaupun telpon Wali Kota tak diangkat, mungkin karena sibuk dengan seabrek kegiatan, tapi tunggulah dapat diyakini Wali Kota akan menelpon balik. Wali Kota Moh Ramdhan Pomanto, sangat disiplin dalam melayani warga. Prinsip Wali Kota, bagaimana bisa mengetahui persoalan warga, bila telepon mereka tak direspon.

Maka, hendaknya semua Camat dan Lurah tentunya, mencontoh cara Wali Kota dalam pelayanan. Bila warga menelpon, ya diangkatlah. Jangan dicueki. Siapa tau warga itu sudah seminggu tak makan karena kehabisan beras, ya arahkan sajalah ke Dinas Sosial, kan bereslah ***

413 Views

Bugispos.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya