Bahayana, Pohon Pelindung Mariang Polong Patah ki Belum Dibersihkan
BugisPos – Cabang pohon setinggi lebih 30 meter depan lokasi Museum Karaeng Pattingalloang di kawasan Benteng Somba Opu (BSO) kabupaten Gowa patah, hingga Kamis (27/01/2022) siang belum juga dipangkas bersihkan.
Pohon ini merupakan salah satu pohon tua yang masih bertahan hidup dalam area bekas Benteng induk Kerajaan Gowa.
Warga sekitar menyebut pohon ini dengan nama lokal sebagai Pohon Campaga.
“Orang dulu-dulu sering mengambil kayu pohon Campaga ini disisipkan di antara kayu-kayu sebagai Kayu Pate’ne jika hendak membangun rumah,” jelas seorang warga di sekitar kawasan BSO.
Anak-anak milenial kini sering menyebut pohon ini sebagai Pohon Mariang Polong.
Lantaran di bawah pohon terdapat sebuah meriam jagur panjang sekitar 1,5 meter yang sering dikunjungi warga di hari-hari tertentu.
Inilah penampakan Mariang Polong yang disakralkan di kawasan BSO/Foto: Mahaji Noesa
Orang-orang sekitar BSO mengetahui jika Mariang Polong masih disakralkan sejumlah nwarga.
Sering dijadikan tempat melafazkan doa-doa sembari membakar lilin-lilin merah dan menabur irisan-irisan daun pandan sekitar meriam.
Belum ditemukan data sejarah tentang meriam tersebut. Pastinya, inilah satu-satunya meriam jagur di area BSO sejak dilakukan eskavasi tahun 1989.
Dalam catatan sejarah, ketika BSO dihancurkan kolonial Belanda pada 24 Juni 1669, terdapat 272 pucuk meriam jagur ukuran besar dan kecil milik Kerajaan Gowa yang ikut dihancurkan.
Mariang Polong (Bhs. Makassar), berarti Meriam Patah. Kondisi Mariang Polong agak bengkok, bagian belakangnya tak sempurna lagi.
Cabang Pohon Pelindung Mariang Polong patah, menurut warga sekitar, terjadi ketika angin kencang 19 Januari 2022 lalu.
Warga sekitar berharap pihak pengelola kawasan BSO dapat segera membersihkan cabang pohon yang patah dan masih menggatung di atas jalan masuk tempat Mariang Polong.
Dikhawatirkan cabang patah itu dapat membahayakan, jika tiba-tiba jatuh lepas saat orang lewat di bawahnya.
“Hampir setiap sore, terutama saat hari Senin dan Kamis sore banyak orang datang bakar lilin merah di atas Mariang Polong,” jelas ibu pemilik Lapak K-5 sekitar Museum Karaeng Pattingalloang. (aji)