Oleh : Usdar Nawawi

Soal RT RW Patowatowai

28 January 2022 10:06
Soal RT RW Patowatowai

BugisPos — Hari-hari ini, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, tengah menyiapkan Perwali yang baru, yang mengatur tentang pemilihan ketua RT dan ketua RW.

Sebab dengan berakhirnya Perwali RT RW yang lama pada bulan Februari 2022 nanti, maka itu artinya seluruh ketua RT dan RW secara otomatis jabatannya domisioner.

Oleh karena jabatan sudah domisioner, maka Wali Kota akan menunjuk Penjabat (Pj) ketua RT dan RW sampai pada saat pelantikan ketua RT dan RW yang defenitif sebagai hasil pemilihan ketua RT dan ketua RW nantinya.

Tentunya Wali Kota bukan asal tunjuk Pj RT RW. Sebab ini bukan warung tunjuk-tunjuk.

Siapa bilang Pemkot Makassar itu warung tunjuk-tunjuk, sampai ada yang bilang Pj Wali Kota akan main tunjuk-tunjuk saja Pj RT RW? Memangnya yang ditunjuk itu rendang, ikan, ayam dan seterusnya? Yang ditunjuk itu pastilah tokoh warga setempat lewat seleksi yang ketat. Bukan mahluk yang patowatowai. Bahh … !!!

Soal kapan dilakukan pemilihan itu, ya tunggu saja tanggal mainnya. Karena soal pemilihan ketua RT dan RW ini bukan untuk main-main. Ini serius bagi Pemkot Makassar, yang sukses melahirkan proses demokrasi di tingkat RT RW.

Selama ini pemerintah hanya sampai pada praktek demokrasi di level kepala desa.

Baru kota Makassar yang berani melakukan praktek demokrasi pada pemilihan langsung ketua RT dan RW. Belum ada satupun pemerintah daerah yang melakukan pemilihan ketua RT RW kecuali kota Makassar.

Dan itu sah-sah saja. Tak ada penolakan dari pemerintah pusat. Sebaliknya malah dapat pujian. Ya bila perlu bikin jugalah KPU tingkat RT RW, lengakap dengan Bawaslunya, biar ada yang tangani pesta demokrasi tingkat RT RW ini.

Yang jadi persoalan kemudian ialah, begitu kuping RT RW mendengar Wali Kota akan mendomisionerkan RT RW, langsung muncul protes dari mereka. Mereka ternyata tak ingin diganti.

Maunya mungkin ya jadi RT RW lah sepanjang masa. Mungkin saja. Mungkin saja sudah merasa nyaman dapat gaji bulanan, biar kerja tidak kerjalah.

Dari riak-riak penolakan RT RW untuk diganti, muncul pula kata patowatowai, yang artinya mengejek. Itu muncuat dari video viral yang menayangkan aksi robek tagline 2x+baik. Padahal itu lambang Pemkot Makassar, bukan sekadar belo-belo (riasan), bukan sekadar golla-golla (gula-gula pemanis).

Itu lambang perjuangan memajukan kota Makassar untuk menjadi dua kali tambah baik.

Wali Kota Moh Ramdhan Pomanto wajar saja tersinggung. Maka sah-saja bila wali kota tak ingin menunjuk Pj RT RW yang patowatowai itu. Untuk apa? Ayo, mikir, mikir, mikir ki semua.

Tapi yang pastinya, sebanyak 4.981 ketua RT dan 988 ketua RW segera didomisionerkan, dan diganti dengan Pj ketua RT dan RW yang baru. Bagi yang diganti itu, ya sabar ki saja. Tidak perlulah menentang, kan sudahmaki juga nikmati enaknya RT RW terima gaji dari negara .

Setiap memulaan, pasti ada akhirnya. Tidak ada yang abadi di dunia ini. Jangankan jabatan RT RW, nyawa juga bisa melayang seketika, saat dijempu malaikat maut tanpa pandang bulu.

Ya, semoga saja RT RW yang protes itu, hendaknya bukanlah dari barisan RT RW di Kota Makassar. Biarlah itu terjadi negeri anta beranta ***

1206 Views

Bugispos.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya