Sessajaki, ini mi Banjir Terlama di Perumnas Antang
BugisPos, Makassar — Curah hujan tinggi di Kota Makassar dan beberapa daerah di sekitarnya sejak tanggal 23 Desember 2022 lalu menyebabkan beberapa Kecamatan di Kota Makassar terendam banjir.
Hingga memasuki hari pertama di tahun 2023 ini, masih ada beberapa daerah di Kecamatan Manggala Makassar terendam banjir.
Seperti pantauan BugisPos di Perumnas Antang blok 8 dan 10, hingga saat ini masih digenangi air. Terhitung sudah 8 hari warga di daerah tersebut masih mengungsi karena rumahnya masih terendam.
Dari keterangan warga yang sempat ditemui mengatakan bahwa pada penghujung tahun 2022, mereka sudah dua kali diterjang banjir.
“Praktis pada bulan Desember 2022 ini, rumah kami terendam banjir dan hujan sejak hari Jumat tanggal 23 Desember 2022 lalu ini yang paling parah, karena hingga hari ini Minggu 1 Januari 2023, rumah kami masih terendam banjir,” keluh salah satu warga yang enggan disebutkan namanya itu.
Di blok 10 sendiri, daerah yang masih terendam air berada di Jalan Kecaping dan Jalan Suling bahkan akses jalan untuk masuk ke dalam blok 10 masih tidak bisa dilalui karena masih terendam air.
Kedalaman air yang masih menggenangi rumah warga ini, sekitar 50 hingga 70 cm dan warga masih memilih berada di pengungsian di masjid yang berada di area tersebut.
“Sessajaki (Tersiksa) Pak, kalau pulang Ki di rumah untuk bersihkan, karena sudah mi kembali ke rumah, datang lagi banjir dan ini dua kali mi di bulan Desember,” tukasnya.
“Tapi ini mi banjir paling parah dan paling lama, selama saya tinggal di Perumnas Antang. Biasanya itu tiga hari ji, surut mi, ini kah sudah 8 hari mi bahkan ada yang sudah 10 hari mi yang mengungsi karena rumahnya terendam,” terang warga yang mengaku sudah 8 tahun mendiami lokasi tersebut.
Para warga berharap agar curah hujan di Makassar dan daerah penyanggah di Makassar tidak tinggi lagi dan berharap agar ke depannya pemerintah memberikan solusi terbaik bagi warga di daerah blok 8 dan 10 Perumnas Antang.
Para warga juga mengaku bahwa bantuan berupa sembako tetap rutin diberikan oleh pemerintah maupun para relawan. Cuma mereka berharap agar resiko banjir ini dapat di minimalisir.
Mereka berharap juga ada bantuan atau donasi pasca banjir, mengingat banjir yang menerjang rumah mereka juga merusak rumah dan perabotan.