Ada Tong Sebut “Kopi Hitam” Pada Tudang Sipulung Penulis dan Warga Maccini Sombala
BugisPos, Makassar – Tudang Sipulung Penulis dan Warga di Kelurahan Maccini Sombala, pada Jumat (27/1/2023) diwarnai sejumlah kejutan sehingga para peserta tidak terbelenggu dengan kekakuan sebuah acara.
Seperti halnya, ketika Direktur Pusdiklat JOIN Nasional Zulkarnain Hamson, S.Sos., M.Si tampil sebagai pembicara dalam forum Tudang Sipulung bertema “Mewujudkan Literasi Budaya dan Kewargaan di Kelurahan Maccini Sombala”.
Tampil sebagai pemateri terakhir, Bang Zul, demikian akrabnya disapa, berdiri dan kemudian nyeletuk “Saya sebaiknya berdiri, apalagi belum ada kopi hitam”.
Celetukan “kopi hitam” Bang Zul, ternyata membuat forum Tudang Sipulung menjadi lebih cair dan berwarna.
“Biasanya saya membawa kopi hitam sendiri, cuma karena tadi saya terlambat karena terburu-buru sehingga lupa membawa dari rumah. Apalagi ini moderator nakal sekali, lama memberikan micnya kepada saya,” ucap Bang Zul sembari menggoda Rahman Rumaday yang hari itu didaulat sebagai moderator.
Ternyata sebutan “Kopi Hitam” menjadi sandi mujarab pada forum Tudang Sipulung tersebut, sehingga Lurah Maccini Sombala Saddam Musma, S.STP., M.Si menjadi “tersinggung” sehingga mengarahkan para pemateri untuk melanjutkan materinya di Cafe di sisi Kantor Lurah Maccini Sombala.
Ternyata kemampuan retorika Bang Zul sebagai dosen komunikasi di salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar membuat Tudang Sipulung Penulis dan Warga kembali jadi semarak.
Bang Zul juga memberikan advice bagi warga Maccini Sombala terkait keluhan Ketua RT yang sangat sulit mengajak warganya kerja bakti.
“Terkait keluhan Bapak RT tadi, saya begini-begini pernah juga menjadi pejabat, walaupun cuma tingkat RT,” ucapnya.
Namun, lanjut Bang Zul, hal ini dapat berkaca pada Kota Surabaya. Kota Surabaya di masa kepemimpinan Dr. Edy Sofyan semua selokan di Surabaya itu bersih dan lancar.
“Mereka menerapkan 2 jam saja selama seminggu untuk membersihkan selokan dan gang di sekitar rumah,” tutur Bang Zul.
“Dan apabila ada yang malas ikut kerja bakti, maka mereka akan dikucilkan oleh warga. Bayangkan saja Pak, jika kita mengalami musibah terus kita minta tolong dan kemudian warga sepakat tidak ada yang datang, bagaimana mi itu rasanya,” imbuhnya.
“Bahkan untuk rumah kosong saja, warga bahu membahu merawat rumah kosong tersebut sehingga tak terkesan kumuh. Ini pelajaran sehingga pemilik rumah jadi malu untuk tidak berkontribusi kepada warga sekitar,” tambahnya.
Bang Zul kemudian mengunci pernyataannya dengan mengingatkan kembali agar warga utamanya di Maccini Sombala, agar tidak meninggalkan budaya bangsa kita karena tergerus oleh digitalisasi.
Pada Tudang Sipulung Penulis dan Warga yang diprakarsai oleh Pemerintah Kelurahan Maccini Sombala ini, juga menghadirkan pembicara yaitu Rusdin Tompo (Kordinator SatuPena Sulsel), Dr. Fadly Andi Nasif, SH.,MH (Akademisi), Sri Gusty (Akademisi) dan M. Naufal (Pemerintah Kecamatan Tamalate).
Turut hadir dalam acara itu, Mahrus Andis (Kritikus Sastra), Syahrir Rani Patakaki (Penyair), Rusdi Embas (Tokoh Media) dan Hermanto, SE (Pelatih Tapak Suci).
Dalam Tudang Sipulung Penulis dan Warga ini, juga dilakukan donasi buku dari penulis kepada perpustakaan kelurahan Maccini Sombala.