BugisPos, Makassar – Wilayah Adat di desa Tana Towa kecamatan Kajang kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, perlu menetapkan hari jadinya untuk diperingati setiap tahunnya.
Usulan itu disampaikan DR Abdul Haris Sambu, salah seorang dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, yang juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial kepada Bugispos.com dicelah -celah riuhnya perayaan HUT ke 79 Proklamasi Kemerdekaan RI.
Alasan utama putra Indonesia kelahiran Bumi Panrita Lopi Bulukumba, penetapan hari jadi tersebut sekaligus dapat memperkuat labeling wilayah Kawasan Adat Kajang sebagai sebuah bekas Kerajaan Adat yang berstatus sama seperti bekas kerajaan-kerajaan lainnya di Sulawesi Selatan tempo dulu, seperti kerajaan Luwu, kerajaan Gowa, kerajaan Bone, kerajaan Labbakang, kerajaan Galesong dan yang lainnya.
Menurut Abdul Haris yang kini sedang mempersiapkan penerbitan 4 buku tentang Kajang, yaitu berjudul Sulapa Appa di Kajang, Kajang Bersatu, Lembang Berdarah, dan Laikang Berwisata, penetapan Hari Jadi Kajang dan penguatan labeling Kerajaan Kajang untuk memperkenalkan sekaligus sebagai upaya kuat dalam rangka melestarikan warisan nilai-nilai budaya leluhur khususnya di Kajang yang hingga kini masih terpelihara dengan baik terutama kepada generasi muda.
Dari kajian catatan sejarah yang ada, Abdul Haris mengusul 3 pilihan waktu ditetapkan sebagai Hari Jadi Kajang, yaitu 23 Oktober 1300, 23 Oktober 1435 atau 23 Oktober 1862.
“Tidak ada kata terlambat untuk kita berbuat baik membangun dan terus memelihara nilai-nilai positif budaya Kajang,” katanya.
Wilayah adat Kajang di kabupaten Bulukumba selama ini juga populer disebut sebagai wilayah Tana Towa atau Negeri Tua. Di kawasan adat Kajang Dalam masih dipimpin oleh tetua adat bergelar Ammatoa dibantu perangkat adat lainnya.
Hingga kini segala jenis kendaraan bermotor dan kendaraan pabrikan tidak diperkenankan memasuki wilayah ini.
Di wilayah Kajang Dalam ini pun disebut-sebut ada ritual dilakukan warga tiap tahun yaitu ziarah ke makam To Adam dipercaya sebagai Makam Nabi Adam. Wallahualam. (Zul)