BugisPos, Makassar — “Gas tipis-tipis mi dulu Om Awing, jangan mi ribut-ribut Buku Maharku Pedang dan Kain Kafan mau mi dibuat film,” kata Atnan Nonci kepada Arwan D Awing (BugisPos).
Hal ini disampaikan usai pertemuan antara tiga orang perwakilan PH yakni Armada Sijaya, Afi Pratama dan Atnan Nonci dengan penulis Buku Maharku Pedang dan Kain Kafan, Rahman Rumaday, Selasa (21/1/2025) di Kafebaca Jl Adhyaksa nomor 2 Makassar.
Lebih lanjut, Atnan penggarap film Menjemput Ajal menyampaikan bahwa dirinya bersama kedua orang temannya dari PH ingin bertemu langsung dengan penulis untuk dapat menyatukan persepsi serta memperjelas amanah yang diberikan dahulu.
“Karena suatu kepercayaan dari Bang Maman (Rahman Rumaday) yang mempercayakan kami menggarap bukunya diangkat ke layar lebar. Untuk itulah saya bawa teman ini untuk mendengarkan langsung dari Bang Maman,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan rencana waktu penggarapan film serta beberapa persoalan teknis yang akan dibahas lebih lanjut.
“Jadi saat ini, saya meminta kepada Bang Maman, kedepannya kita akan bertemu semakin intens. Baik itu untuk pendalaman karakter calon pemeran, maupun plot-plot kisah yang mungkin belum tersampaikan di dalam buku,” ucap penggarap Film Menjemput Ajal ini.
Selain itu, lanjutnya, kami juga ingin mendapatkan gambaran secara lebih jelas, tentang locus atau tempat kisah itu terjadi dan juga barang atau asesoris yang menjadi poin penting dalam kisah ini.
“Utamanya mahar berupa pedang serta kain kafan tersebut,” imbuhnya.
Sementara itu, Armada Sijaya menyampaikan hal yang lebih rinci terkait pembuatan film ini
“Untuk itu kita butuh pembicaraan lebih jelas terkait rencana penggarapan film. Ini akan kami diskusikan lebih lanjut terkait alur cerita serta konflik yang dapat digali dalam kisah dalam buku ini,” ucap Armada Sijaya yang lebih akrab disapa Sijaya ini.
“Tentu kedatangan kami dari perwakilan pihak PH ingin meminta mandat terkait kejelasan penggarapan film ini. Apalagi kita ketahui dalam pembuatan film itu butuh suatu scene yang dapat membuat betah para penonton sehingga alur film dari awal hingga akhir dapat ditonton hingga tuntas,” ulas pria berambut gondrong yang juga TikTokers kondang ini.
Namun yang lebih penting lagi, tukasnya, ada pelajaran yang dapat diambil dari film yang kita angkat dari true story penulisnya ini.
“Untuk itu kami meminta kepada penulis dalam hal ini Bang Maman (Rahman Rumaday) untuk mempercayakan penggarapan bukunya ini untuk kita film kan. Maka dari itu kedatangan kami kesini meminta kepercayaan dari penulis, ini juga sebagai bahan kami untuk dibawa ke pihak produser,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, penulis Buku Maharku Pedang dan Kain Kafan Rahman Rumaday atau Bang Maman menyebutkan telah menyerahkan sepenuhnya penggarapan bukunya untuk diangkat ke layar lebar.
“Asalkan dalam penggarapan film tidak terlalu melenceng jauh, jangan sampai judulnya Maharku Pedang dan Kain Kafan, akan tetapi isinya jadi lain,” sebutnya.
Founder Komunitas Anak Pelangi dan Kampus Lorong ini juga menceritakan bahwa ada beberapa penggiat film yang telah mengajaknya untuk bertemu, agar bukunya dapat diangkat di layar lebar.
“Namun entah mengapa, saya selalu jawab, nanti lah, akan tetapi ketika saya bertemu Atnan, hati saya langsung tergerak dan memberikan buku itu untuk dijadikan film,” kata pria berkacamata tebal ini.
“Entah, kenapa saya percayakan kepada Bang Atnan,” tutupnya.
Pada diskusi yang berlangsung penuh kekeluargaan ini, juga dibahas terkait calon pemeran utama, serta rencana casting calon pemeran-pemeran dalam film, juga dibahas tentang rencana waktu syuting.
Pada pertemuan ini, dihadiri juga oleh Rusdi Embas (Makassar Channel) dan dua praktisi pencak silat Makassar yakni Hermanto dan Sadriana.