BugisPos.com, Maros – Di tengah isu lingkungan yang kian mendesak, sekelompok mahasiswa Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin (UH) hadir dengan solusi kreatif. Melalui Program PPK ORMAWA, Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (HIMATEPA) menggelar pelatihan bertajuk AGROFARM di Desa Nisombalia, Kecamatan Marusu.
Bukan sekadar teori, mereka menghadirkan dua pelatihan sekaligus yang memadukan kepedulian lingkungan dan peluang ekonomi. Sebanyak 37 peserta—mulai dari warga desa hingga anggota Sanggar Tani Muda—memadati Kantor Desa Nisombalia, Jumat pagi itu, siap menyerap ilmu yang bisa mengubah cara pandang mereka terhadap sampah.
Dari Sampah Jadi Pupuk Bernilai
Pelatihan pertama dibawakan oleh Rosalinda, perwakilan dari Yayasan Lestari Mulia. Dengan penuh semangat, ia menjelaskan pentingnya memilah sampah organik dan anorganik sejak dari rumah. Lebih dari itu, ia mempraktikkan cara mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos dan pupuk cair menggunakan komposter sederhana.
“Sampah bukan lagi masalah, melainkan sumber daya. Dengan mengolahnya, kita menjaga lingkungan sekaligus menyuburkan lahan,” ungkap Rosalinda, memicu anggukan setuju dari peserta.
Maggot: Si Kecil yang Menghasilkan Besar
Sesi berikutnya tak kalah memikat. Andi Nurdianza memperkenalkan dunia budidaya maggot, larva lalat Black Soldier Fly (BSF) yang ternyata bisa menjadi pengurai sampah organik super efisien. Hasilnya? Pakan ternak unggas dan ikan dengan kandungan protein tinggi, bahkan bahan baku untuk produk skincare dan sabun.
Dengan detail, Andi memandu langkah-langkahnya: mulai dari menyiapkan media, memelihara larva, hingga memanen. Antusiasme peserta semakin terlihat ketika ia memamerkan contoh produk turunan maggot yang punya potensi jual menjanjikan.
Inspirasi dari Desa
Wandi, salah satu peserta, mengaku mendapatkan wawasan baru yang membuka peluang usaha.
“Saya tak menyangka, sampah dapur bisa jadi sesuatu yang bermanfaat besar. Budidaya maggot ini ide brilian untuk pakan ayam di ternak kami,” ujarnya.
Langkah Nyata, Dampak Nyata
Bagi Tim PPK ORMAWA HIMATEPA UH, AGROFARM bukan sekadar program pelatihan. Ini adalah langkah strategis untuk mencetak pemuda desa yang mandiri, peduli lingkungan, dan kreatif mengelola sumber daya. Sanggar Tani Muda yang mereka bentuk sebelumnya kini punya bekal lebih untuk menggerakkan perubahan di Nisombalia.
Dengan memadukan penanganan sampah dan peluang usaha, AGROFARM membuktikan bahwa inovasi tak selalu harus dimulai dari kota besar. Dari sebuah desa di Maros, gagasan ini bisa jadi inspirasi bagi daerah lain: bahwa masa depan hijau dan ekonomi berkelanjutan bisa tumbuh dari tangan-tangan yang mau belajar dan bergerak.