Palopo

Festival Makanan di Lapandoso, Cara Anak Muda Rayakan Kemerdekaan dan Hidupkan Kembali Tempat Bersejarah

164
×

Festival Makanan di Lapandoso, Cara Anak Muda Rayakan Kemerdekaan dan Hidupkan Kembali Tempat Bersejarah

Sebarkan artikel ini
{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":[],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":false,"containsFTESticker":false}

BugisPos, Luwu – Anak-anak muda dari Pabaresseng, Bua, Luwu, bikin acara Festival Makanan di Lapandoso buat merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-80.

Acara ini diadakan hari Minggu, 17 Agustus 2025. Tujuannya biar tempat wisata sejarah dan agama di sini makin dikenal lagi.

Empat Dusun sebagai peserta menampilkan makanan khas Luwu, seperti Kapurung, Lawa udang joi’, Dange, Parede ikan, Sate Joi’, Serta ikan Bakar.

Menurut panitia, acara ini sudah pernah dibuat tahun 2023, tapi sempat berhenti 2 tahun. Sekarang, di tahun 2025, pas HUT RI ke-80, acara ini diadakan lagi.

Kepala Desa Pabaresseng, Bugedang, bilang waktu buka acara, dia berterima kasih ke anak muda Pabaresseng karena sudah kerja sama dengan baik. Jadi, acara ini bisa berjalan lancar.

Dia juga bilang, “Insyaallah, dalam waktu dekat, jalan dan fasilitas lain akan diperbaiki, biar makin bagus.”kata Bugedang.

Buat sampai ke Lapandoso, tempat wisata yang punya sejarah ini, kira-kira butuh waktu 15 sampai 20 menit dari luar Kecamatan Bua. Soalnya, jalan sekitar satu kilometer masih berbatu.

Kenalan dengan Lapandoso itu monumen yang ada di Pabbaresseng, Bua, Luwu. Tempat ini penting karena jadi tanda pertama kali agama Islam masuk di Sulawesi Selatan, khususnya di Luwu. Bentuknya kayak kubah di pinggir pantai.

Cerita dari orang-orang Luwu, Lapandoso adalah tempat pertama Datuk Pattimang (orang yang menyebarkan agama Islam) datang sebelum ketemu Maddika Bua buat mengajak masuk Islam.

Datuk Pattimang juga minta Maddika buat temani dia ketemu Datu Luwu yang waktu itu ada di Pattimang.

Monumen ini dibangun buat mengingat kedatangan Khatib Datok Sulaiman, yang membawa agama Islam ke Luwu tahun 1605 Masehi.

Banyak orang datang ke Lapandoso buat wisata religi, apalagi pas liburan. Yang datang bukan cuma dari Luwu, tapi dari daerah lain juga.

Sayangnya, tempat bersejarah ini kurang dirawat. Pondok buat pengunjung sudah rusak dan monumennya juga miring.

Dengan adanya Festival Makanan Lapandoso ini, semoga semua orang makin sadar buat menjaga tempat bersejarah dan budaya.

Selain itu, semoga pemerintah dan pihak lain mau bantu memperbaiki fasilitas di sekitar Lapandoso. (andri)