Bulukumba

Sanitasi Buruk Jadi Pemicu ki Penyakit Berbasis Lingkungan

291
×

Sanitasi Buruk Jadi Pemicu ki Penyakit Berbasis Lingkungan

Sebarkan artikel ini

BugisPos, Bulukumba.– Isu sanitasi bukan hanya masalah infrastruktur, melainkan ancaman langsung terhadap kesehatan masyarakat.

Sejalan dengan Sosialisasi Akselerasi Sanitasi Aman di Bulukumba, Pemerintah Kabupaten Bulukumba kembali menegaskan bahwa sanitasi air limbah domestik yang tidak aman adalah pintu masuk bagi beragam penyakit berbasis lingkungan, seperti diare, kecacingan, Demam Berdarah Dengue (DBD), dan penyakit kulit.

Kepala Bidang (Kabid) dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bulukumba, Andi Ayatullah mewakili Pemerintah Daerah, menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, yang salah satunya diwujudkan melalui penyediaan Sanitasi yang Baik dan Aman.

“Sebagai Pemerintah Daerah, kami menyadari betul bahwa akses sanitasi yang aman bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga marwah daerah. Oleh karena itu, melalui momentum ini, kami mendorong adanya regulasi yang lebih kuat, terintegrasi, dan spesifik untuk mengatur tata kelola sanitasi yang baik, mulai dari tingkat perencanaan hingga implementasi di lapangan. Dukungan regulasi ini krusial agar program sanitasi dapat berjalan berkelanjutan dan mencapai target kesehatan publik secara menyeluruh di Bulukumba.” papar Andi Ulla, sapaan akrab A.Ayatullah.

Kemudian pembicara lainnya menyebutkan soal bahaya nyata sanitasi yang buruk terhadap kesehatan lingkungan yaitu sanitasi yang tidak dikelola dengan baik, sehingga menyebabkan kontaminasi tinja menyebar luas, terutama melalui Lima Jalur F (Fingers, Flies, Field, Fluids, Food).

Kontaminasi tinja juga berpotensi menyebabkan malabsorpsi usus yang sangat merugikan penyerapan nutrisi, berkontribusi besar pada masalah stunting dan gagal tumbuh kembang fisik dan intelektual pada anak.

Kemudian ancaman lingkungan lain dimana kondisi lingkungan yang kotor dan lembap akibat pengelolaan air limbah yang buruk juga menjadi tempat ideal bagi vektor penyakit lain, termasuk nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD, serta memicu berbagai penyakit kulit dan infeksi lainnya.

Peran Jurnalis sebagai Duta Perubahan Perilaku dan Pelapor Aktif, sehingga
Pemerintah Kabupaten Bulukumba membutuhkan kolaborasi erat dari seluruh Pimpinan Media dan Jurnalis untuk menjalankan fungsi ganda dalam isu sanitasi

Pertama menyuarakan kewajiban pemeliharaan Sanitasi (Edukasi Aktif),
Media diharapkan aktif mengedukasi masyarakat mengenai Empat Pilar Sanitasi Aman, dengan penekanan pada pentingnya Siklus Sanitasi Aman.

Bukan hanya soal membangun toilet, tetapi menjamin tangki septik kedap dan proses pengolahan akhirnya di IPLT berjalan baik.

Selain itu Media juga diharapkan mampu mendorong peran aktif masyarakat dalam pelaporan.

Jurnalis memiliki kekuatan untuk memobilisasi masyarakat agar berpartisipasi dalam keberlanjutan infrastruktur.

Media diharapkan menyuarakan kewajiban penyedotan kotoran pada tangki septik secara berkala, dan mengingatkan rumah tangga untuk proaktif menggunakan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal.

Tangki septik harus disedot secara berkala, yaitu 1 kali dalam 3 hingga 5 tahun, bukan hanya saat mampet atau sudah penuh.

Selain itu media juga diharapkan menendorong masyarakat untuk segera melaporkan kepada unit pengelola sanitasi daerah, jika mereka menemukan tangki septik di lingkungan mereka mampet atau bocor, yang dapat mencemari air minum atau sumber air lainnya.

Dengan sinergi antara pemerintah, mitra pembangunan, dan jurnalis, Kabupaten Bulukumba optimistis dapat memutus mata rantai penyakit berbasis lingkungan, menjadikan sanitasi aman sebagai fondasi bagi masyarakat yang sehat dan bebas stunting.-(End)

Editor Suaedy