Wajo

Biro Humas Kemenag RI Angkat Tradisi Kitab Kuning dalam Dialog Media MQK Internasional

150
×

Biro Humas Kemenag RI Angkat Tradisi Kitab Kuning dalam Dialog Media MQK Internasional

Sebarkan artikel ini

BugisPos, Wajo _ Kementerian Agama RI melalui Biro Humas dan Komunikasi Publik menggelar Dialog Media dalam rangkaian Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional 2025 di Ballroom Sallo Hotel, Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Kegiatan ini mengusung tema “Dari Tradisi Indonesia ke Dunia” dan menghadirkan para pakar, praktisi, serta tokoh pesantren dari dalam dan luar negeri.

Hadir sebagai narasumber utama, Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A.; perwakilan Brunei Darussalam, Mohammed Khairie bin Mohammed Shalahudeen; Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Dr. H. Basnang Said; Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik, Dr. H. Thobib Al Asyhar, M.Si.; serta Dewan Hakim MQKI, Dr. H. Abdul Moqsith Ghozali.

Dalam paparannya, Sekjen Kemenag menegaskan bahwa MQK Internasional merupakan ikhtiar strategis Kementerian Agama untuk melestarikan khazanah kitab kuning (turots) sekaligus memperkenalkannya kepada dunia.

“Kementerian Agama sedang melaksanakan event internasional, MQKI, atau lomba baca kitab kuning. Tujuannya adalah merawat, melestarikan, sekaligus mempopulerkan kitab kuning sebagai rujukan penting dalam keberagamaan umat Islam di seluruh dunia,” jelas Prof. Kamaruddin.

Sekjen juga menekankan peran besar Pondok Pesantren As’adiyah Wajo yang ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan perdana MQK Internasional.

“Pesantren As’adiyah termasuk pesantren terbesar dan tertua di Indonesia timur. Sejak lama, pesantren ini menjadi pusat lahirnya para ulama besar yang memberi kontribusi nyata bagi masyarakat, bangsa, dan dunia Islam,” tambahnya.

Para narasumber lainnya menekankan bahwa kitab kuning merupakan warisan tradisi intelektual Islam yang melahirkan banyak ulama besar di Indonesia. Melalui MQK Internasional, Indonesia tidak hanya memperkuat identitas keilmuan pesantren, tetapi juga menunjukkan pada dunia bahwa tradisi Islam Nusantara mampu berdialog dengan perkembangan global.

“MQK Internasional ini diharapkan semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat kajian Islam yang berakar pada tradisi, namun tetap terbuka bagi dunia. Tradisi pesantren Indonesia adalah khazanah yang relevan, inklusif, dan mampu mendorong terciptanya keragaman serta kerukunan antarumat beragama,” ungkap Dr. Thobib Al Asyhar.

Kegiatan Dialog Media ini menjadi bagian penting dari rangkaian MQK Internasional 2025, yang pertama kali digelar di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Ajang ini diharapkan menjadi momentum untuk mengukuhkan peran Indonesia sebagai rujukan keilmuan Islam berbasis pesantren yang mendunia.