BugisPos, Makassar — Dalam semangat pelestarian budaya dan bahasa daerah, Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) digelar dengan meriah di Aula SMP Katolik Rajawali Makassar.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikdasmen) Republik Indonesia, yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap bahasa ibu di kalangan generasi muda.
Festival ini upaya nyata dalam menanamkan nilai-nilai luhur budaya lokal melalui penguatan bahasa daerah di lingkungan sekolah. Acara ini melibatkan puluhan sekolah dari berbagai wilayah di Kota Makassar dan sekitarnya, dengan ratusan peserta yang menunjukkan antusiasme tinggi.
Kegiatan ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran budaya yang mendalam bagi siswa. Dengan mempelajari dan menggunakan bahasa ibu, siswa diajak untuk mencintai akar budaya mereka sendiri, yang merupakan bagian penting dari kekayaan bangsa Indonesia.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa narasumber dari komunitas bahasa dan budaya, yang memberikan pemahaman lebih dalam tentang pentingnya pelestarian bahasa daerah di tengah dominasi bahasa Indonesia dan globalisasi. Salah satu dimana pada intinya narasumber menyampaikan bahwa peran bahasa ibu sangat penting dalam pembentukan identitas diri dan memelihara keragaman budaya.
Pada kegiatan festival bahasa ibu ini diharapkan para peserta yang berasal dari SMP Negeri dan Swasta akan mendapatkan pengalaman. Siswa diharapkan bisa belajar Dimana inti dari festival ini adalah menekankan bahwa pelestarian bahasa daerah adalah bagian dari implementasi Merdeka Belajar.
Bahasa ibu adalah identitas budaya kita. Dengan kegiatan seperti ini, kita sedang menyelamatkan warisan budaya dari kepunahan. Anak-anak kita adalah penjaga masa depan bahasa daerah,” tegasnya.
Bahasa Ibu di Era Digital, diamini bahwa generasi muda harus diberi ruang untuk mengadopsi bahasa ibu dalam format kekinian, seperti konten media sosial dan karya sastra digital, agar tetap relevan di tengah arus globalisasi.
Kita tidak bisa menolak perkembangan zaman. Tapi kita bisa membuat bahasa daerah menjadi bagian dari zaman itu. Apalagi disaat ini pengaruh bahasa gaul yang hampir lebih digunakan oleh para remaja khususnya siswa, ketimbang bahasa yang sebenarnya yang berasal dari Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Dengan terselenggaranya FTBI ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya bahasa ibu dapat semakin tumbuh di tengah generasi muda, sebagai bentuk cinta terhadap budaya bangsa yang adiluhung dan tak ternilai.(**)













