Breaking NewsHeadlineNews

Matemija, Jadikan Adat Toraja Lelucon Panggung Hingga Picu Kemarahan: Pandji Pragiwaksono Dinilai Hina Adat Suku Toraja

549
×

Matemija, Jadikan Adat Toraja Lelucon Panggung Hingga Picu Kemarahan: Pandji Pragiwaksono Dinilai Hina Adat Suku Toraja

Sebarkan artikel ini

Rambu Solo’ Disebut ‘Pesta Kemewahan’ Hingga Jenazah Diungkit; Komika Didesak Minta Maaf Terbuka

BugisPos.com, Tator – Komika nasional, Pandji Pragiwaksono, saat ini tengah menjadi sorotan dan menuai protes keras dari masyarakat Suku Toraja setelah video penampilannya di atas panggung komedi menyebar luas di media sosial. Pernyataan Pandji dinilai telah melecehkan nilai-nilai luhur budaya dan tradisi Toraja, khususnya upacara pemakaman adat Rambu Solo’.

Dalam potongan video yang viral tersebut, Pandji membahas upacara adat Toraja dengan nada komedi yang dianggap merendahkan. Salah satu pernyataan yang memicu kemarahan adalah ketika ia mengungkit praktik penundaan pemakaman dan keberadaan jenazah yang disimpan di rumah karena alasan biaya.

“Dan banyak yang ga punya duit untuk makamin, akhirnya jenazahnya dibiarin aja gitu. Ini praktik umum. Jenazahnya ditaruh aja di ruang TV di ruang tamu gitu,” sebutnya dalam video, yang disambut tawa penonton namun menuai gelombang kecaman di luar panggung.

Bagi masyarakat Toraja, upacara Rambu Solo’ bukan sekadar ‘pesta kemewahan’ atau ajang pamer, melainkan bentuk penghormatan terakhir yang sakral kepada mendiang. Rambu Solo’ mencerminkan nilai-nilai mendalam tentang kekerabatan, gotong royong, solidaritas sosial, dan penghargaan terhadap siklus kehidupan dan kematian. Jenazah yang disimpan di rumah (to makula’) diperlakukan layaknya orang sakit yang harus dirawat sebelum prosesi pemakaman resmi dilaksanakan.

Berbagai komunitas, tokoh adat, dan pemerhati budaya Toraja kini bersatu menyerukan agar Pandji Pragiwaksono segera menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan resmi kepada seluruh masyarakat Toraja.

“Pernyataan ini telah melukai hati kami. Tradisi kami adalah warisan leluhur yang harus dihormati, bukan dijadikan bahan lelucon untuk hiburan,” ujar Andika Manglo Barani salah satu tokoh pemuda Toraja. Minggu 2 November 2025.

Hingga berita ini diturunkan, desakan permintaan maaf terus bergulir di media sosial, menuntut klarifikasi dan pertanggungjawaban dari sang komika atas dampak negatif yang ditimbulkan dari materi komedinya tersebut.

(Rahmad)