Oleh : Usdar Nawawi
Jangki Biarkan Makassar F8 Dituding-tuding
BugisPos, Makassar — Perhelatan lima hari Makassar F8 yang dibuka resmi pada Rabu, 7 September 2022, menjadi sorotan segelintir orang. Mereka menganggap event Makassar F8 dijadikan sebagai lahan mencari keuntungan pihak tertentu.
Padahal, persepsi mereka, Makassar F8 adalah pesta rakyat.
Bisa jadi sorotan seperti ini akan menuai polemik di tengah masyarakat Makassar.
Bahwa penyelenggaraan Makassar F8, tak bisa dipisahkan dari ongkos penyenggaraannya. Sedang APBD tak mampu mengakomodir dari keseluruhan biaya yang harus ditanggung oleh Pemkot Makassar. Apalagi baru saja keluar dari masa pandemi Covid-19.
Tentu saja Pemkot Makassar mesti mengajak pihak swasta untuk berpartisipasi sebagai penyelenggara Makassar F8.
Kiranya tak berdosa bila Pemkot Makassar berkolaborasi dalam penyelenggaraan Makassar F8. Toh dalam perkembangan pemerintahan belakangan ini, pihah swasta mendapatkan kesempat yang cukup luas untuk dilibatkan sebagai pihak ketiga dalam kegiatan pemetintahan.
Di Makassar F8 2022 ini telihat memang ada pembayaran tanda masuk Rp10.000,-
Bagi warga yang bawa botol plastik, bayarannya berkurang menjadi Rp5000,-
Sesungguhnya harga tanda masuk ini sangat murah. Bahkan murah meriah. Maka tak perlu dipersoalkan.
Demi suksesnya Makassar F8, tentunya pihak ketiga mesti memperhitungkan ongkos yang mereka keluarkan. Mereka tentu dengan cermat menghitung-hitung estimasi pengeluaran dan pemasukan mereka selama Makaasar F8 berlangsung.
Persoalan pesta rakyat yang dituding jadi lahan komersil. Adakah makan siang gratis?
Bahwa kita di Makassar ini memang ada kebiasaan yang kurang baik.
Bila ada kegiatan besar yang dilakukan, dapastikan akan disorot oleh kalangan yang tidak dilibatkan. Itu sejenis penyakit yang susah dilenyapkan. Sejenis penyakit dengki.
Contoh ketika Kareboosi direvitalisasi, serangan kritik datang dari delapan penjuru mata angin. Mereka memang tak dilibatka di proyek ini. Tentu sebab proyek dimenangkan perusahaan PT Tosan Permai Lestari. Kalau mau dilibatkan jadi sub kontraktor misalnya, ayo melamarlah ke PT Tosan.
Dan anehnya, mereka ini justeru yang pertama datang menikmati Karebosi samb il cengar-cengir.
Hal yang sama juga terjadi pada revitalisai Losari. Dia yang berbusa-bisa mengktitisi, dia pula yang pertama membawa keluarganya menikmati Losari.
Saya tidak paham sebenarnya penyakit apa namanya yang seperti ini.
Saya pikira, ya sebaiknya marilah kita semua mengapresiasi Pemkot Makassar, yang berupaya menghadirkan Makassar F8 untuk menghibur warga kota Makassar, yang tentunya juga mendorong perekonomian di kota ini **