Diseminasi Gerakan Moderasi Beragama, Kepala Balai Litbang Agama Makassar: Yang Sama Jangan Dibedakan dan yang Beda Jangan Tommi Disamakan

02 July 2024 20:18
Diseminasi Gerakan Moderasi Beragama, Kepala Balai Litbang Agama Makassar: Yang Sama Jangan Dibedakan dan yang Beda Jangan Tommi Disamakan

BugisPos, Makassar — Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Agama Makassar Dr H.Saprillah,M.Si menyampaikan,”yang sama jangan dibedakan dan yang beda jangan tommi disamakan.”

Hal ini disampaikan pada acara Diseminasi Gerakan Moderasi Beragama pada Komunitas Seniman & Pegiat Literasi, Selasa (2/7/2024) di gedung Mahoni 2 Hotel Claro Makassar.

Selain Saprillah tampil sebagai pembicara, ia sekaligus membuka acara diseminasi gerakan moderasi beragama pada beragam komunitas seni dan pegiat literasi yang ada di Kota Makassar.

Dipandu oleh Dr Azis Nojeng selaku moderator, H.Saprillah yang dikenal juga sebagai novelis dengan nama pena Pepi Al Baiquni ini menyampaikan terkait moderasi beragama ini secara apik dan juga menarik.

Saprillah sendiri menerangkan bahwa diseminasi sendiri itu, merujuk pada penyebaran informasi, pengetahuan, atau hasil penelitian ke khalayak yang lebih luas.

Sedangkan moderasi beragama adalah cara pandang dan perilaku dalam hal keyakinan, moral dan watak yang mengedepankan keseimbangan di tengah keberagaman dan kebhinekaan yang melingkupinya.

“Artinya Moderasi Beragama adalah bagaimana mengekspresikan agama di ruang bersama,” ujar penulis novel berjudul Calabai – Perempuan dalam Tubuh Lelaki ini.

Saprillah juga menyampaikan terkait diseminasi beragama meliputi 4 konteks, yaitu konteks obyektif Indonesia yang majemuk, perubahan sosial pasca reformasi, deformasi sosial dan politisasi agama dan media digital mengakselerasi ketegangan sosial.

Dirinya juga menjelaskan bahwa terkait Diseminasi Moderasi Beragama merupakan cara pandang, sikap praktek beragama dalam kehidupan bersama.

“Dimana dalam moderasi beragama kita harus memiliki kepekaan. Intinya yang sama jangan dibedakan dan yang beda jangan tommi disamakan,” tambahnya.

“Dalam moderasi beragama perlu dikembangkan toleransi berbasis dialog,” tandasnya.

Senada dengan itu, Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI Prof Dr M.Arskal Salim GP, M.Ag menyampaikan secara singkat terkait moderasi beragama.

Ia juga menjelaskan terkait kompetensi untuk moderasi beragama yang meliputi kompetensi pribadi, kompetensi komparatif dan Kompetensi kolaboratif.

Diseminasi Gerakan Moderasi Beragama pada Komunitas Seniman & Pegiat Literasi ini dihadiri oleh lebih dari 30 orang peserta yang terdiri dari Dewan Kesenian Sulawesi Selatan, Himpunan Pelestari Bahasa Daerah, Komunitas Anak Pelangi (K-Apel), Komunitas Pemusik Jalanan, Komunitas tari, seniman dan penggiat literasi.

32 Views

Bugispos.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya