Malam Lailatul Qadar dan Sahur In The Jail Cahaya Harapan di Balik Jeruji Lapas Kelas IIA Bulukumba
BugisPos, Bulukumba,- Ramadan bukan sekadar bulan penuh ibadah, tetapi juga waktu untuk merenung dan menemukan makna baru dalam kehidupan. Bahkan di balik jeruji besi, cahaya keberkahan tetap mampu menembus hati yang merindukan perubahan.
Di Lapas Kelas IIA Bulukumba, suasana sahur tahun ini terasa berbeda. Jika di luar banyak orang merayakan dengan Sahur On The Road, di dalam lapas hadir sebuah momen penuh makna bertajuk “Sahur In The Jail.”
Lebih dari sekadar santap sahur, ini adalah malam kebersamaan, doa, dan harapan baru bagi mereka yang ingin memperbaiki diri.
Kalapas Bulukumba, Akbar Amnur menyampaikan jika dari sekitar 500 warga binaan, hanya 75 orang terpilih untuk mengikuti kegiatan ini. Mereka berasal dari kelompok santri, warga binaan lanjut usia (lansia) yang bekerja di kantor lapas, serta beberapa narapidana pilihan.
Kegiatan ini di awali dengan Salat Lail berjamaah, di mana suasana hening menyelimuti ruangan. Dalam gelapnya malam, tangan-tangan menengadah, doa-doa lirih terucap, dan hati yang penuh harap memohon ampunan serta keberkahan. Malam itu, di tengah keterbatasan, mereka merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta, menginginkan lembaran baru dalam hidup mereka.
Selepas salat, Kalapas Bulukumba, Akbar Amnur, menyampaikan sambutan yang menghangatkan hati. Dengan penuh apresiasi, ia berterima kasih kepada Circle dan Koperasi Berkat Bulukumba yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini.
“Kami sangat bersyukur atas kepedulian yang diberikan. Ini adalah bukti bahwa harapan selalu ada, bahkan bagi mereka yang tengah menjalani masa binaan. Semoga ini menjadi motivasi untuk terus berubah menjadi pribadi yang lebih baik,” ungkapnya dengan penuh makna
Malam itu semakin berkesan dengan ceramah agama dari IPTU Rahmat Kurniawan (Kaur Bin Ops Satuan Binmas Polres Bulukumba), yang membawakan tema “Malam Lailatul Qadar, Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan.”
Dengan penuh semangat, ia mengingatkan bahwa malam istimewa ini adalah kesempatan bagi siapa pun untuk mendapatkan ampunan dan limpahan pahala.
“Jangan sia-siakan kesempatan ini. Barang siapa yang menghidupkan malam ini dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni,” tuturnya.
Kata-kata itu menggema di hati para warga binaan. Mereka merenung, menyadari bahwa setiap orang punya kesempatan untuk berubah, dan Ramadan memberi mereka jalan untuk kembali menemukan jati diri.
Setelah ceramah, tibalah saat yang dinanti dengan santap sahur bersama. Makanan yang telah disiapkan dengan dukungan dari Circle dan Koperasi Berkat Bulukumba terasa lebih nikmat karena disantap dalam kebersamaan. Bukan hanya perut yang kenyang, tetapi juga hati yang terasa lebih hangat.
Salah seorang warga binaan saat santap sahur saling berbisik dengan temannya, dengan mata berkaca-kaca, ia mengungkapkan rasa harunya
“Saya bersyukur bisa ikut kegiatan ini. Ternyata bukan sekadar sahur, kami merasa dihargai, diingat, dan diberi kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang kehidupan di sini,” ucap salah satu warga binaan saat santap sahur.
Sebagai penutup, warga binaan dan semua yang hadir melaksanakan Salat Subuh berjamaah, menandai akhir dari malam yang penuh keberkahan. Namun, bagi mereka, ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan menuju perubahan yang lebih baik.
“Sahur In The Jail” merupakan kegiatan yang pertama kali dilaksanakan di Lapas Bulukumba, kegiatan yang digagas oleh Kalapas Akbar Amnur ini dimaknai bahwa harapan itu selalu ada, bahkan di tempat yang paling tak terduga.
Ramadan di Lapas Bulukumba bukan hanya tentang berpuasa, tetapi juga tentang menemukan cahaya keimanan yang bisa menuntun mereka ke arah yang lebih baik.
Karena di balik jeruji, masih ada hati yang ingin kembali. Masih ada doa yang melangit, dan masih ada harapan untuk masa depan yang lebih terang.-(*)
Editor Suaedy
