“Kodong” Dua Bulanmi Tanpa Vaksin: Apa yang Terjadi di Puskesmas Luwu?
BugisPos | Luwu — Seorang kakek mengungkapkan kekecewaannya saat cucunya yang berusia dua bulan tidak mendapatkan vaksin BCG. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keseriusan Pemkab Luwu dalam menjaga kesehatan bayi.
Apakah ini hanya masalah logistik atau ada yang lebih serius?
Di tengah upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, sungguh disesalkan (Kodong) Puskesmas di Kabupaten Luwu mengalami kekosongan stok vaksin.
Akibatnya, banyak bayi yang seharusnya mendapatkan imunisasi terpaksa menunggu, berpotensi meningkatkan risiko penyakit serius. Apakah Pemkab Luwu akan mengambil tindakan?
Keseriusan dan perhatian Pemerintah Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan untuk menjamin kesehatan bayi patut dipertanyakan.
Pemkab Luwu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) dinilai lalai dan kurang peduli terhadap ketersedian obat vaksin.
Pasalnya, pelayanan imunisasi untuk bayi sehat di Posyandu dan Puskesmas Kab Luwu tidak didukung ketersediaan vaksin.
Dimana, jenis vaksin yang seharusnya diberikan kepada bayi ternyata kosong. Sehingga program prioritas bidang kesehatan kabupaten Luwu ternoda.
Seperti yang dikeluhkan Ketua PD IWO Ikatan Wartawan Online Luwu Raya, Jumardi di Posyandu Desa Tanarigella, Kecamatan Bua, beberapa waktu lalu.
Cucunya umur 2 bulan tidak mendapat Vaksin BCG karena kekosongan vaksin tersebut. Padahal sesuai aturan anjuran kesehatan setelah bayi umur 1 bulan harus mendapat imunisasi vaksin BCG, POLIO TETES 1 dan setelah bayi 2 bulan harus mendapat vaksin DPT-HB-Hib 1, POLIO TETES 2, ROTA VIRUS dan PCV 1.
“Saat imunisasi bulan Februari lalu, vaksin BCG belum dapat dan dijanjikan bulan Maret ini memenuhi imunasi yang tertinggal. Ternyata bulan Maret ini vaksin ini belum juga dapat, sama halnya dengan vaksin DPT-HB-Hib 1,” sebut Jumardi.
Begitu juga dengan jenis vaksin PCV 1, seyogianya vaksin tersebut sudah saatnya diberikan untuk Bayi 2 bulan. Tetapi, Jumardi mengaku pada saat jadwal imunisasi ke Posyandu Selasa (11/3/2025) tidak dapat juga. Alasan petugas Posyandu, Vaksin lagi kosong sudah beberapa bulan.
Jumardi menyayangkan kekosongan vaksin BCG, BCG, POLIO TETES 1, Ia khawatir kondisi tersebut akan berlarut-larut dan memunculkan wabah penyakit bagi bayi di bawah usia satu tahun.
“Kalau stok habis yang dirugikan anak-anak. Paling kita takutkan terjadinya lonjakan kasus yang sebenarnya bisa dihindari dengan pemberian vaksin seperti difteri, campak, tetanus, dan hepatitis B,” ujarnya.
Dia menyebut selain berimbas pada kesehatan bayi, kelangkaan vaksin BCG dan Lain – lain juga akan mengacaukan jadwal imunisasi lantaran adanya penundaan imuninasi. “Ini akan jadi hambatan karena BCG bagi imunisasi bayi itu sangat penting. Seharusnya ini tidak terjadi karena bisa diantisipasi oleh pemerintah,” ungkapnya
Menurut, petugas Posyandu di Desa Tanarigella, Kec Bua, yang tidak ingin di sebutkan namanya, sudah beberapa bulan vaksin imunisasi kosong. Vaksin tersebut disalurkan melalui Dinkes Kab Luwu. .
Petugas tersebut pun merasa kurang enak sama warga karena tidak menyanggupi kebutuhan vaksin. Sementara kegiatan imunisasi harus tetap dilaksanakan.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kab Luwu Dr Rosnawari saat di hubungi Via WA tidak memberi komentar apapun tentang persolan ini dengan alasan dia lagi rapat di makassar dan di arahkan ke Jumiati selaku penanggung jawab gudang dan farmasi, namun sayangnya Jumiati tidak merespon panggilan telpon via WA tersebut.
Diketahui, anak yang tidak menerima imunisasi rentan mengalami berbagai macam penyakit. Tetapi dengan melakukan imunisasi akan dapat mencegah berbagai penyakit seperti hepatitis, TBC, batuk rejan dan difteri._JAS/@_